Langsung ke konten utama

Toko Distribusi Membantu Perjuangan di Samarinda

Sebelum kita membicarakan nama-nama Toko distribusi yang membantu para pejuang perebut kemerdekaan di didaerah kota Samarinda dan sekitarnya ,ada baiknya kita awali dahulu dengan hal-hal kecil yang juga membantu  perjuangan di bangsa ini, salah satunya Warung-warung atau kedai kecil.

Pihak pedukung pemerintah republik Indonesia menampakan diri kepada pihak lawan yaitu penjajah.
Bahwa mereka yang berdaya-upaya dibidang politik, terutama yang tergabung didalam satu wadah berbentuk Partai politik Yaitu  IKATAN  NASIONAL  INDONESIA (I N I) , baik yang berada di Balikpapan dan Samarinda.

Dalam hal ini mereka bekerja keras mengumpulkan dana ,yang dimasa itu tidak serta-merta meminta,,semua pendanaan dikumpulkan dengan cara yang halal, ,akan tetapi menyerahkan segala sesuatunya kepada kalangan orang-orang yang memiliki harta kekayaan yang lebih  dan mau menyumbangkan sebagian harta mereka dengan kesangupan dan sesuai kemanpuan mereka.
    Dalam hal ini sifatnya dilakukan secara berkala dan kontinyu.

Para pedagang di warung-warung Kopi atau kedai warung nasi di Samarinda  mereka mengenal para pejuang yang keluar masuk di warungnya dan ditempat seperti ini para kawan-kawan pejuang  bisa berkumpul dan membaur sambil mencari informasi tentang keadaan musuh (pihak Belanda) .
           Diantara warung-warung yang berfungsi sebagai spion mata-maata pada saat itu adalah "WARUNG  MUDIN"  Penjual Makanan dan minuman milik kedua bersaudara  MUDIN dan EFENDI yang letaknya dipasar Pagi.
            Di tempat inilah para pejuang bawah tanah selalu berkumpul setiap hari ,satu demi  satu datang silih berganti  ,mereka sambil berembuk cerita  dan sambil juga melaksakan tugas mencari anggota baru untuk di rekrut sebagai kawan untuk perjuangan.
            Mereka anggota bawah tanah yang duduk-duduk diwarung tersebut disuguhi sebagaimana orang-orang yang berbelanja biasa , Tetapi mereka sebenarnya dibelanjai dengan percuma atas keikhlas'an pemilik warung , karena pemilik warung tersebut salah satu anggota Bawah Tanah,,dan warung itu memang sengaja  di khusus kan atau disediakan diperuntukan sebagai untuk "MARKAS  LAPORAN".
            Ada juga beberapa mata-mata dari pihak lawan yang curiga dengan  keberadaan "WARUNG  MUDIN" akan tetapi  semua itu sangat sukar bagi mereka menemukan Faktanya.

Begitulah seterusnya sampai hari Kedaulatan.



PEMILIK  TOKO  YANG BERJASA

       Pemilik-pemilik warung atau toko distribusi Samarinda bekerja sama degan orang dalam (Kantor)  menghadapi keperluan pangan dan keperluan lainya untuk para pejuang .

Haji Abdoel Gani Rahman


     Abdoel Gani Rahman biasa disebut Haji Doeng  beliau adalah seorang Republiken dan kakak kandungnya sendiri bernama H. Dardjat Rahman serta dua orang iparnya  Ahmad Ali dan Anwar dan mereka kesemuanya ini adalah para pemegang Toko Distribusi dimasa pemerintahan Belanda di kota Samarinda.
Sedangkan adik-adiknya yaitu Haji Abdoelah Sani Rahman dan Haji Abdoelah Jasin Rahman masing-masing bergerak dalam bidang suplai barang dan bertugas pada sebuah  warung makanan dan minuman (Kopi+nasi+teh+es ,dsb) .
          Haji Dardjat Rahman sangat terkenal di kalangan masyarakat pada saat itu  karena beliau  memiliki sebuah warung yang letaknya dekat dengan pelabuhan dah hampir semua buruh pelabuhan menjadi pelanggannya serta  sebagian besar para buruh pelabuhan itu  saudara kawan-kawan seperjuangan untuk melawan penjajah.

H. A  Gani Rahman ditunjuk kawan-kawan  dari BARISAN  SADEWA untuk bagian suplai keuangan dan fungsinya sebagai pemegang Toko Distribusi 6, dan itu sangat berjasa sekali terhadap para pejuang di Samarinda.


TOKO  DISTRIBUSI DI SAMARINDA

Peranan toko distribusi bagi Belanda sangatlah penting sebagai alat penarik kepercayaan pegawai-pegawai pemerintahannya   ,seakan-akan menjamin masyarakat dari segala kebutuhan sehari-hari.

Kawan-kawan seperjuangan yang bekerja atau memiliki toko distribusi sangatlah dibutuhkan sekali oleh para pejuang Gerilyawan untuk disuplai bahan keperluan sehari-hari terutama bahan makanan.

Pemilik toko distribusi sangat berhati-hati dalam menyuplai barang-barang tersebut kepada para pejuang ,dan hal ini andaikan mereka ketahuan oleh pihak Belanda maka akan mendapat hukuman sel atau penjara  karena tuduhan subversif  bersekongkol dengan memberi makan para gerilyawan dari bahan makanan milik kolonial Belanda.

Sebahagian dari beberapa pegawai kantor distribusi Samarinda adalah anggota bawah tanah juga,
Pemilik Toko distribusi dan Pegawai kantor distribusi selalu mengadakan kerja sama dengan secara rahasia .

Kantor Distribusi di bagian Stock dan Control barang ditangani oleh Muhammad Saaluddin dan Anang Ali Gani serta beberapa kawan lainnya, hubungan dengan para pejuang dalam menyuplai barang selalu lancar dan ada pula sedikit suka-dukanya.

Pegawai Kantor Distribusi zaman Belanda


Kepala kantor distribusi adalah Abdoel Soekoer yang diangkat langsung oleh Belanda sendiri ,dan dalam hal ini  memang didorong agar bersangkutan dapat menduduki jabatan tempat tersebut demi untuk bekerja sama dengan Muhammad Saalahuddin dan Anang  Ali Gani agar menjadi kompak dan tambah terarah.


NAMA  TOKO  DISTRIBUSI  DI SAMARINDA  DAN  SEKITARNYA

Toko Distribusi berjumlah 12 buah ,yaitu :
1.  Toko 1 "TOKO  LIMA"  Pemegangnya adalah Ahmad Ali dan M. Anwar
2.  Toko 2 "NV  FERDI"  Pimpinannya adalah H.A.  Badroen Arief, Anwar Barak dan Ibit
3.  Toko 3 "TOKO  TAN KEN  LIAN merk  Eng Hong" pemegangnya adalah  Tan Tjong Tjioe
4.  Toko 4  "TOKO  DARJAT"  Pemegangnya H. Darjat
5.  Toko 5  "TOKO  BADROEN"  Pemegangnya  H. Badroen Sidik
6.  Toko 6   "TOKO 6" Pemegangnya H. Abdoeol Gani Rahman
7. Toko 7  "TOKO  DJAMANI"   pemegangnya  H. Djamani Saiman
8.  Toko 8  "TOKO  ABDOELAH"   Pemegangnya H. Abdoelah Sani ,di Samarinda-Seberang
9.  Toko 9  "TOKO 9" Pemegangnya H. Darjat Rahman
10.  "TOKO HAJI AINI"  Pemegangnya H. Aini
11. Tidak diketahui
12 . Toko 12  "TOKO  HAS"  Pemegangnya  H. Ahmad Hasbulah.




Pemegang dan pimpinan Toko Distribusi di zaman Belanda


Hampir semua nama Toko-toko di atas membelanjai atau menyuplai barang kepada para pejuang,. dan ada beberapa toko langsung mnyuplai atau mengantarkannya langsung kepedalaman yaitu Toko no 6 dan Toko  "NV  FERDI" dan ada pula beberapa toko lainnya.



SEKIAN

Demikian tulisan  ini saya susun tentang cerita Sejarah toko Distribusi yang mempunyai andil dalam membantu  perjuangan  (Revolusi kemerdekaan 1945 Sampai hari kedaulatan)  di Samarinda-Kalimantan Timur .
        Sekiranya jasa-jasa baik mereka itu didalam membantu perjuangan kemerdekaan di Samarinda dan sekitarnya mendapat balasan dari yang maha kuasa..
Amin ...yaa Rabbal Allamin




Wasalam



Penusun : Eddy Yan
Komunitas Jelajah-History of Samarinds

Sumber Data Informasi Sejarah

Mohammad Roem Tantawy
Manuskrip  Wahel : Kisah Sejarah perjuangan dan pergerakan rakyat Kaltim
        

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RIWAYAT PEMBANGUNAN TAMAN MAKAM PAHLAWAN SAMARINDA

Sebagai Monumen untuk mengenang para jasa para pahlawan dari perjuangan Fisik melawan kekuasaan penjajah . Dengan di proklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno dan Muhammad Hatta 17 agustus 1945, maka sepatut dan sewajarnya rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke serentak berjuang dan bangkit mempertahankan kemerdekaan itu, baik perjuangan melalui  politik, diplomasi maupun dengan berjuang dengan fisik dengan kekuatan senjata. TMP Ratna kencana di antara Jln . Yakob atau di Jalan Kesatriaan (Sekarang jln Mutiara) Samarinda tahun 1967 Dok : Djunaid Sanusi Usaha mempertahankan kemerdekaan ini terjadi pula di daerah Kalimantan Timur , disamping melalui perjuangan politik dengan berdirinya Ikatan Nasional Indonesia (INI) ,FONI di Balikpapan yang pada akhirnya INI menjadi PNI di Samarinda ,di seluruh wilayah Kaltim tumbuh gerakan dibawah Tanah (Ondergrondse actie). Dengan adanya beberapa kali terjadi kontak senjata dengan para penjajah ,tidak sedikit kor

WAHEL TANTAWY

Tokoh Pejuang di Kalimantan Timur yang terlupakan Wahel Tantawy lahir di Banjarmasin pada tahun 1915 dari rahim ibunya yang bernama BINTANG  TALIYU dan Ayahnya Bernama  MAT  SALEH Pada tahun 1928 Wahel Tantawy masih bersekolah di Holland Inlandsche School  (H.I.S) Banjarmasin, dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa pada dirinya yang dikuatkan dengan Lahirnya  "SUMPAH PEMUDA" pada tahun 1928. Sebelum tugas misi Militer Rahasia di Kalimantan Timur yang dilaksanakan oleh Wahel tahun 1947,  Pada tahun 1929 ' di Saat masih belia, berusia belasan tahun ,di masa penjajahan Belanda  Wahel Tantawy  sudah pernah berada di Samarinda dibawa oleh keluarganya. Dimasa mudanya tahun 1929-1940 Wahel  Tantawy aktif diberbagai Organisasi gerakan kepemudaan di Samarinda Seperti  : 1. KEPANDOEAN BANGSA INDONESIA (K.B.I)  2. PEMOEDA PANVINDERS ORGANISATIE (P.P.O Samarinda ) 3. PERSATUAN PEMOEDA INDONESIA (PERPI)  dll. Tahun 1932 Atas petunjuk kawan yang bernama HORAS SIREGAR yang

Ulama Samarinda Tempo doeloe ( KH. USMAN IBRAHIM )

Ulama kelahiran Kandangan ( Kalimantan selatan ) pada 12 April 1918 ini, sempat 10 tahun lamanya bermukim di tanah suci Mekah untuk menimba ilmu agama. Pada usia 10 tahun  Saat belajar di Madrasah As Syafi’iyah Kandangan, beliau sudah memperlihatkan bakatnya dalam membaca Al Quran. Atas dasar bakat itulah maka orang tuanya mengirim Usman Ibrahim ke Mekah untuk mempelajari lebih dalam tentang ilmu Al quran. Dalam usia yang tergolong sangat muda, ulama yang akrab dipanggil tuan guru ini, sudah menguasai ilmu Tajwid Al Quran. Bahkan beliau disegani  para ulama karena ketika itu orang yang hapal bacaan Al Quran terbilang sangat langka. Almarhum merupakan salah seorang ulama yang hafal dan fasih membaca Al Quran di Samarinda setelah almarhum KH. Abdur Rasyid. Pada tahun 1942, bersama orang tuanya Hijrah ke Samarinda, Di Samarinda  beliau menikah dengan Siti Aisyah yang kemudian dikaruniai 3 orang putra dan 5 orang putri. Sambutan masyarakat dari berbagai kalangan pun tern