Sebagai Monumen untuk mengenang para jasa para pahlawan dari perjuangan Fisik melawan kekuasaan penjajah .
Dengan di proklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno dan Muhammad Hatta 17 agustus 1945, maka sepatut dan sewajarnya rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke serentak berjuang dan bangkit mempertahankan kemerdekaan itu, baik perjuangan melalui politik, diplomasi maupun dengan berjuang dengan fisik dengan kekuatan senjata.
Usaha mempertahankan kemerdekaan ini terjadi pula di daerah Kalimantan Timur , disamping melalui perjuangan politik dengan berdirinya Ikatan Nasional Indonesia (INI) ,FONI di Balikpapan yang pada akhirnya INI menjadi PNI di Samarinda ,di seluruh wilayah Kaltim tumbuh gerakan dibawah Tanah (Ondergrondse actie).
Dengan adanya beberapa kali terjadi kontak senjata dengan para penjajah ,tidak sedikit korban yang jatuh dari pihak pejuang kita,,hal ini terjadi kurangnya pengalaman bertempur dan kurangnya persenjataan., meskipun semangat membela kemerdekaan pada setiap dada pejuang tidak diragukan lagi,...,
Dengan semboyan Pejuang zaman dulu :
" Biar mati berkalang tanah dari pada hidup bercermin Bangkai".
Setelalah tercapai sepenuhnya kemerdekaan Republik Indonesia dengan De Jure dan De Facto , dan penyerahan kedaulatan Republik Indonesia di Tahta Istana kerajaan Belanda di Amsterdam pada 27 Desember 1949 ,,Maka para pejuang dan rakyat yang masih hidup berkewajiban dan bertanggung jawab atas jasad, kerangka para Pahlawan/Syuhada tersebut, yang mana makam dan jasad para pejuang yg tewas masih bertebaran dimana-mana pada saat itu, khususnya di daerah Samarinda dan sekitar serta di Ulu Mahakam.
Usaha-usaha pengumpulan Jasad,tulang-belulang, para pejuang ini dilakukan dengan adanya rapat bertempat di jalan Heerengracht (sekarang jalan Jendral Soedirman) di rumah saudara BUSTANI HN (alm) pada bulan maret 1950 dan didalam rapat tersebut membahas membentuk panitia pemindahan kerangka pahlawan sekaligus mengusahakan pembangunan Taman Makam Pahlawan.
Susunan Panitia
1. Ketua : Bustani HN
2. Wk ketua : R.P Juwono
3. Sekertaris : Djunaid Sanusi & Bustani Hs
4. Bendahara : Badrun Siddik
5. Pembantu : A. Manaf zaenal ,Insun, H Abdul Aziz Gani dan Salim Tuhindil.
Panitia telah menyusun program kerja diantaranya adalah :
1. Panitia melapor kepada pemerintah daerah tingkat satu.
2. Mengundang para dermawan untuk mengumpulkan dana didalam suatu pertemuan yang dilakukan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
3. Mengundang para Eks mantan pejuang untuk diberikan tugas pergi ketempat-tempat dimana ada makam yang terpisah-pisah untuk digali, kerangka para syuhada untuk dikumpulkan dan dibawa ke Samarinda .
4. Menyiapkan lahan lokasi untuk dijadikan Taman Makam pahlawan sebelum kerangka para syuhada dibawa ke Samarinda.
Pada hari yang telah di tetapkan panitia bertemu dengan Pemda TK I melaporkan hasil rapat dan mengajukan permohonan bantuan dana untuk pengumpulan kerangka para pahlawan ,baik yang berada di Samarinda sampai ke arah Ulu Mahakam serta biaya untuk pembuatan pusara batu nisan beserta Tugunya Monumennya,
Dalam hal ini Pemerintah hanya memberikan sumbangan yang cukup untuk pembiayaan pengumpulan kerangka saja .
Dihari selanjutnya panitia menetapkan hari untuk mengundang para Donatur yaitu para pengusaha ,, lokasinya berada di GEDUNG NASIONAL di jalan Panglima Batur,di antara yang di undang hanya beberapa orang saja yang hadir diacara itu dan yang mau memberikan sumbangan yaitu Bapak Rusli Jonatan (Tab Tjong Tjioe).
Dengan dana yang sangat minim panitia tidak berkecil hati dan terus bersemangat menjalankan tugas dan kewajbannya, dengan penuh rasa keyakinan dan akan berhasil mewujutkan pembangunan Taman Makam Pahlawan ini.
Tiga hari setelah mengadakan rapat di GEDUNG NASIONAL , panitia mendapat kabar gembira, tak terduga sebelumnya yaitu Bapak R.P SUPARTO seorang sesepuh dan pemborong terkemuka di Kaltim bersedia membangun Taman Makam Pahlawan dengan biaya keseluruhan dari beliau sendiri ,apabila lahan/lokasinya sudah di tentukan oleh panitia.
Mendapat kabar yang mengembirakan ini ,.Bustani HN,.Badrun sidiek ,Salim Tuhindil dan HM. Djunaid Sanusie menghubungi Hasan Saleh yang memiliki lahan berbukit serta lokasi cukup luas yang strategis di jadikan Taman makam pahlawan ,diperkirakan bisa menampung kerangka dari 30 sampai 40 para syuhada.
Bapak M. Hasan Saleh tanpa dipertimbangkan dahulu ,beliau menyetujui sepenuhnya lahan yang dimilikinya untuk dimanfaatkan ,,selama lahan tersebut di pergunakan untuk Taman makam pahlawan .
Disepakati bersama tanpa dikuatkan dengan bukti surat-menyurat serah terima watas tersebut dikarenakan keikhlas'an semata.
Hasil pembicaraan dengan saudara . M. Hasan Saleh telah di sampaikan kepada bapak R.P Suparto, dan beliau mengatakan siap dengan tugas beliau dan diminta supaya panitia sudah mulai dapat melaksanakan pengumpulan kerangka para pahlawan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Pada saat yang sudah ditentukan para kawan-kawan eks Pejuang selaku sukarelawan berkumpul di rumah saudara Ibramsyah Japrie kemudian menyebar dimana-mana untuk mencari makam tersebar di Samarinda sampai ke Ulu Mahakam..,dan kemudian berhasil mengumpulkan kerangka berjumlah 24 orang Syuhada dan kemudian dikumpulkan dan semayamkan di GEDUNG NASIONAL. Beberapa hari kemudian di lakasanakan acara pemakaman ke Taman Makam Pahlawan telah di persiapakan sebelumnya yaitu di Jalan Kesatriaan ( Lokasi Sekarang dibelakang Hotel Pirus) ,Dengan upacara militer ,Salvo dan pembacaan doa memohon kepada yang maha kuasa agar para syuhada pejuang perebut kemedekaan dilapangkan alam kuburnya.
Setelah semua kerangka para Pahlawan itu dimakamkan ' ,maka Pada bulan September tahun 1950 Taman Makam pahlawan ini diresmikan oleh Presiden SOEKARNO.
Pintu Gerbang Taman Makam Pahlawan Ratna Kentjana ,.Dok : Wahel Tantawy
Atas jasa bapak R.P SUPARTO, maka terbangunlah sebuah Makam Pahlawan di Samarinda diberi nama "TAMAN RATNA KENTJANA" yang sangat mudah dilihat dari berbagai sudut, Nama tersebut di setujui oleh bapak Residen RUSLAN MULDJAHADJO .
TMP Ratna Kentjana tahun 1964
Catatan : Taman Makam Pahlawan RATNA KENTJANA letaknya diantara jalan Yakob dan jalan Kesatriaan (Sekarang di Belakang Hotel Pirus )
PEMINDAHAN TAMAN MAKAM PAHLAWAN KE KAMPUNG SEGIRI
Dilantiknya Bapak H.M. Kadrie Oening sebagai Walikota Samarinda pada 23 Oktober 1967 maka terjadi lah perubahan besar dikota ini ,,pembangunan di beberapa sektor dilaskanakan ,seperti pembangunan Jalan raya ,mesjid ,langgar, sekolah ,kantor pemerintahan ,Penertiban rumah dan Jamban rakit di tepi Mahakam,,,dll.
Bapak Walikota Samarinda HM. Kadrie Oening ingin kota ini menjadi lebih baik dan tertata rapi agar terlihat indah di pandang.,. Termasuk Taman Makam Pahlawan yang berada di Jalan Jakob ( Sekarang Jalan Mutiara) akan di pindah di Kawasan Kampung Segiri ( Sekarang Jalan Pahlawan) .
Lima hari sebelum pemindahan Makam Pahlawan Bapak Djunaid Sanusie di telpon oleh bapak Kadrie Oening dan beliau memberitahukan bahwasanya kerangka para syuhada di Taman Makam Pahlawan Ratna Kencana telah kami kumpulkan di peti mati dan di simpan sementara di Gedung Nasional .
Bapak Djunaid Sanusie pada waktu itu sebagai ketua Markas cabang Legiun Veteran Republik Indonesia
(LVRI) kota Madya Samarinda dan sebagai anggota Badan pemerintah Harian agak sedikit kecewa karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
Di bagian kota Samarinda terdapat lokasi Taman makam pahlawan.
Pintu Gerbang TMP Kesuma Bangsa 1971
Peletakan batu pertama pembagunan Taman makam pahlawan kesuma bangsa di lakukan oleh Gubernur Kalimantan timur Abdoel Wahab Sjahranie pada 4 Oktober 1968.(Foto Badan Arsip)
Pemakaman ini terletak di tikungan antara jalan Kesuma Bangsa dan Jalan Pahlawan, posisi pintu masuk berada di jalan Kesuma Bangsa sebuah jalan dua jalur yang cukup lebar. Disisi sebelah selatannya terdapat gedung Sporthall dan Stadion Segiri sedangkan sisi sebelah utara terdapat kantor-kantor pemerintahan yang megah dan indah.
Taman Makam pahlawan ini lokasinya khusus adalah sebagai Manifestasi dari penghargaan terhadap para para pahlawanan yang memberikan dharma-bhaktinya yang sangat besar bagi bangsa dan tanah air.
Taman makam pahlawan ini dilingkungi suasana yang cukup damai dan tenang sebagai perlambang dari kedamaian dan ketenangan arwah para pahlawan kita.
Peti berisi tulang-belulang para pejuang yang di gali di TAMAN MAKAM PAHLAWAN RATNA KENTJANA kemudian di semayamkan beberapa waktu di Gedung Nasional dijalan Panglima Batur kemudian di kebumikan kembali di TMP Kesuma Bangsa.
Awal Taman Makam Pahlawan Kesuma Bangsa dibangun diisi oleh pahlawan : Sastromihardjo , Tjorong , Kurdi dan Waslam.
Taman Makam Pahlawan Kesuma Bangsa tahun 1979 (Koleksi Budi Purnomo)
SEKIAN
Penyusun cerita : Edy yan
Komunitas Jelajah-History of Samarinda
https://www.facebook.com/historyofsamarinda/
Sumber Informasi Data :
Sumber data 1 : Catatan Peristiwa bersejarah HM. Djunaid Sanusie
Sumber data 2 : Manuskrip Wahel tantawy
"Sejarah Perjuangan Brigade XVI Batalyon G-H dan ALRI DIVISI IV "C" Kalimantan Timur".
Sumber data 3 : TMP Kesuma Bangsa & Badan Arsip Kaltim
SEJARAH SAMARINDA
Dengan di proklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno dan Muhammad Hatta 17 agustus 1945, maka sepatut dan sewajarnya rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke serentak berjuang dan bangkit mempertahankan kemerdekaan itu, baik perjuangan melalui politik, diplomasi maupun dengan berjuang dengan fisik dengan kekuatan senjata.
TMP Ratna kencana di antara Jln . Yakob atau di Jalan Kesatriaan (Sekarang jln Mutiara) Samarinda tahun 1967
Dok : Djunaid Sanusi
Usaha mempertahankan kemerdekaan ini terjadi pula di daerah Kalimantan Timur , disamping melalui perjuangan politik dengan berdirinya Ikatan Nasional Indonesia (INI) ,FONI di Balikpapan yang pada akhirnya INI menjadi PNI di Samarinda ,di seluruh wilayah Kaltim tumbuh gerakan dibawah Tanah (Ondergrondse actie).
Dengan adanya beberapa kali terjadi kontak senjata dengan para penjajah ,tidak sedikit korban yang jatuh dari pihak pejuang kita,,hal ini terjadi kurangnya pengalaman bertempur dan kurangnya persenjataan., meskipun semangat membela kemerdekaan pada setiap dada pejuang tidak diragukan lagi,...,
Dengan semboyan Pejuang zaman dulu :
" Biar mati berkalang tanah dari pada hidup bercermin Bangkai".
Setelalah tercapai sepenuhnya kemerdekaan Republik Indonesia dengan De Jure dan De Facto , dan penyerahan kedaulatan Republik Indonesia di Tahta Istana kerajaan Belanda di Amsterdam pada 27 Desember 1949 ,,Maka para pejuang dan rakyat yang masih hidup berkewajiban dan bertanggung jawab atas jasad, kerangka para Pahlawan/Syuhada tersebut, yang mana makam dan jasad para pejuang yg tewas masih bertebaran dimana-mana pada saat itu, khususnya di daerah Samarinda dan sekitar serta di Ulu Mahakam.
Usaha-usaha pengumpulan Jasad,tulang-belulang, para pejuang ini dilakukan dengan adanya rapat bertempat di jalan Heerengracht (sekarang jalan Jendral Soedirman) di rumah saudara BUSTANI HN (alm) pada bulan maret 1950 dan didalam rapat tersebut membahas membentuk panitia pemindahan kerangka pahlawan sekaligus mengusahakan pembangunan Taman Makam Pahlawan.
Susunan Panitia
1. Ketua : Bustani HN
2. Wk ketua : R.P Juwono
3. Sekertaris : Djunaid Sanusi & Bustani Hs
4. Bendahara : Badrun Siddik
5. Pembantu : A. Manaf zaenal ,Insun, H Abdul Aziz Gani dan Salim Tuhindil.
Panitia telah menyusun program kerja diantaranya adalah :
1. Panitia melapor kepada pemerintah daerah tingkat satu.
2. Mengundang para dermawan untuk mengumpulkan dana didalam suatu pertemuan yang dilakukan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
3. Mengundang para Eks mantan pejuang untuk diberikan tugas pergi ketempat-tempat dimana ada makam yang terpisah-pisah untuk digali, kerangka para syuhada untuk dikumpulkan dan dibawa ke Samarinda .
4. Menyiapkan lahan lokasi untuk dijadikan Taman Makam pahlawan sebelum kerangka para syuhada dibawa ke Samarinda.
Pada hari yang telah di tetapkan panitia bertemu dengan Pemda TK I melaporkan hasil rapat dan mengajukan permohonan bantuan dana untuk pengumpulan kerangka para pahlawan ,baik yang berada di Samarinda sampai ke arah Ulu Mahakam serta biaya untuk pembuatan pusara batu nisan beserta Tugunya Monumennya,
Dalam hal ini Pemerintah hanya memberikan sumbangan yang cukup untuk pembiayaan pengumpulan kerangka saja .
Dihari selanjutnya panitia menetapkan hari untuk mengundang para Donatur yaitu para pengusaha ,, lokasinya berada di GEDUNG NASIONAL di jalan Panglima Batur,di antara yang di undang hanya beberapa orang saja yang hadir diacara itu dan yang mau memberikan sumbangan yaitu Bapak Rusli Jonatan (Tab Tjong Tjioe).
Dengan dana yang sangat minim panitia tidak berkecil hati dan terus bersemangat menjalankan tugas dan kewajbannya, dengan penuh rasa keyakinan dan akan berhasil mewujutkan pembangunan Taman Makam Pahlawan ini.
Tiga hari setelah mengadakan rapat di GEDUNG NASIONAL , panitia mendapat kabar gembira, tak terduga sebelumnya yaitu Bapak R.P SUPARTO seorang sesepuh dan pemborong terkemuka di Kaltim bersedia membangun Taman Makam Pahlawan dengan biaya keseluruhan dari beliau sendiri ,apabila lahan/lokasinya sudah di tentukan oleh panitia.
Mendapat kabar yang mengembirakan ini ,.Bustani HN,.Badrun sidiek ,Salim Tuhindil dan HM. Djunaid Sanusie menghubungi Hasan Saleh yang memiliki lahan berbukit serta lokasi cukup luas yang strategis di jadikan Taman makam pahlawan ,diperkirakan bisa menampung kerangka dari 30 sampai 40 para syuhada.
Bapak M. Hasan Saleh tanpa dipertimbangkan dahulu ,beliau menyetujui sepenuhnya lahan yang dimilikinya untuk dimanfaatkan ,,selama lahan tersebut di pergunakan untuk Taman makam pahlawan .
Disepakati bersama tanpa dikuatkan dengan bukti surat-menyurat serah terima watas tersebut dikarenakan keikhlas'an semata.
Hasil pembicaraan dengan saudara . M. Hasan Saleh telah di sampaikan kepada bapak R.P Suparto, dan beliau mengatakan siap dengan tugas beliau dan diminta supaya panitia sudah mulai dapat melaksanakan pengumpulan kerangka para pahlawan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Pada saat yang sudah ditentukan para kawan-kawan eks Pejuang selaku sukarelawan berkumpul di rumah saudara Ibramsyah Japrie kemudian menyebar dimana-mana untuk mencari makam tersebar di Samarinda sampai ke Ulu Mahakam..,dan kemudian berhasil mengumpulkan kerangka berjumlah 24 orang Syuhada dan kemudian dikumpulkan dan semayamkan di GEDUNG NASIONAL. Beberapa hari kemudian di lakasanakan acara pemakaman ke Taman Makam Pahlawan telah di persiapakan sebelumnya yaitu di Jalan Kesatriaan ( Lokasi Sekarang dibelakang Hotel Pirus) ,Dengan upacara militer ,Salvo dan pembacaan doa memohon kepada yang maha kuasa agar para syuhada pejuang perebut kemedekaan dilapangkan alam kuburnya.
Setelah semua kerangka para Pahlawan itu dimakamkan ' ,maka Pada bulan September tahun 1950 Taman Makam pahlawan ini diresmikan oleh Presiden SOEKARNO.
Pintu Gerbang Taman Makam Pahlawan Ratna Kentjana ,.Dok : Wahel Tantawy
TMP Ratna Kentjana
Taman Makam Pahlawan RATNA KENCANA tahun 1964,,..Dok : WAHEL TANTAWI
Atas jasa bapak R.P SUPARTO, maka terbangunlah sebuah Makam Pahlawan di Samarinda diberi nama "TAMAN RATNA KENTJANA" yang sangat mudah dilihat dari berbagai sudut, Nama tersebut di setujui oleh bapak Residen RUSLAN MULDJAHADJO .
TMP Ratna Kentjana tahun 1964
Catatan : Taman Makam Pahlawan RATNA KENTJANA letaknya diantara jalan Yakob dan jalan Kesatriaan (Sekarang di Belakang Hotel Pirus )
PEMINDAHAN TAMAN MAKAM PAHLAWAN KE KAMPUNG SEGIRI
Dilantiknya Bapak H.M. Kadrie Oening sebagai Walikota Samarinda pada 23 Oktober 1967 maka terjadi lah perubahan besar dikota ini ,,pembangunan di beberapa sektor dilaskanakan ,seperti pembangunan Jalan raya ,mesjid ,langgar, sekolah ,kantor pemerintahan ,Penertiban rumah dan Jamban rakit di tepi Mahakam,,,dll.
Bapak Walikota Samarinda HM. Kadrie Oening ingin kota ini menjadi lebih baik dan tertata rapi agar terlihat indah di pandang.,. Termasuk Taman Makam Pahlawan yang berada di Jalan Jakob ( Sekarang Jalan Mutiara) akan di pindah di Kawasan Kampung Segiri ( Sekarang Jalan Pahlawan) .
Lima hari sebelum pemindahan Makam Pahlawan Bapak Djunaid Sanusie di telpon oleh bapak Kadrie Oening dan beliau memberitahukan bahwasanya kerangka para syuhada di Taman Makam Pahlawan Ratna Kencana telah kami kumpulkan di peti mati dan di simpan sementara di Gedung Nasional .
Bapak Djunaid Sanusie pada waktu itu sebagai ketua Markas cabang Legiun Veteran Republik Indonesia
(LVRI) kota Madya Samarinda dan sebagai anggota Badan pemerintah Harian agak sedikit kecewa karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
Di bagian kota Samarinda terdapat lokasi Taman makam pahlawan.
Pintu Gerbang TMP Kesuma Bangsa 1971
Peletakan batu pertama pembagunan Taman makam pahlawan kesuma bangsa di lakukan oleh Gubernur Kalimantan timur Abdoel Wahab Sjahranie pada 4 Oktober 1968.(Foto Badan Arsip)
Pemakaman ini terletak di tikungan antara jalan Kesuma Bangsa dan Jalan Pahlawan, posisi pintu masuk berada di jalan Kesuma Bangsa sebuah jalan dua jalur yang cukup lebar. Disisi sebelah selatannya terdapat gedung Sporthall dan Stadion Segiri sedangkan sisi sebelah utara terdapat kantor-kantor pemerintahan yang megah dan indah.
Taman Makam pahlawan ini lokasinya khusus adalah sebagai Manifestasi dari penghargaan terhadap para para pahlawanan yang memberikan dharma-bhaktinya yang sangat besar bagi bangsa dan tanah air.
Taman makam pahlawan ini dilingkungi suasana yang cukup damai dan tenang sebagai perlambang dari kedamaian dan ketenangan arwah para pahlawan kita.
Peti berisi tulang-belulang para pejuang yang di gali di TAMAN MAKAM PAHLAWAN RATNA KENTJANA kemudian di semayamkan beberapa waktu di Gedung Nasional dijalan Panglima Batur kemudian di kebumikan kembali di TMP Kesuma Bangsa.
Awal Taman Makam Pahlawan Kesuma Bangsa dibangun diisi oleh pahlawan : Sastromihardjo , Tjorong , Kurdi dan Waslam.
Taman Makam Pahlawan Kesuma Bangsa tahun 1979 (Koleksi Budi Purnomo)
Makam Tokoh Pejuang Tarmidi (itar) di Taman Makam Pahlawan Kesuma Bangsa Samarinda
Monumen Taman Makam Pahlawan Kesuma Bangsa Samarinda
SEKIAN
Penyusun cerita : Edy yan
Komunitas Jelajah-History of Samarinda
https://www.facebook.com/historyofsamarinda/
Sumber Informasi Data :
Sumber data 1 : Catatan Peristiwa bersejarah HM. Djunaid Sanusie
Sumber data 2 : Manuskrip Wahel tantawy
"Sejarah Perjuangan Brigade XVI Batalyon G-H dan ALRI DIVISI IV "C" Kalimantan Timur".
Sumber data 3 : TMP Kesuma Bangsa & Badan Arsip Kaltim
SEJARAH SAMARINDA
Komentar
Posting Komentar