Langsung ke konten utama

WAHEL TANTAWY

Tokoh Pejuang di Kalimantan Timur yang terlupakan

Wahel Tantawy lahir di Banjarmasin pada tahun 1915 dari rahim ibunya yang bernama BINTANG  TALIYU dan Ayahnya Bernama  MAT  SALEH

Pada tahun 1928 Wahel Tantawy masih bersekolah di Holland Inlandsche School  (H.I.S) Banjarmasin, dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa pada dirinya yang dikuatkan dengan Lahirnya  "SUMPAH PEMUDA" pada tahun 1928.

Sebelum tugas misi Militer Rahasia di Kalimantan Timur yang dilaksanakan oleh Wahel tahun 1947,  Pada tahun 1929 ' di Saat masih belia, berusia belasan tahun ,di masa penjajahan Belanda  Wahel Tantawy  sudah pernah berada di Samarinda dibawa oleh keluarganya.

Dimasa mudanya tahun 1929-1940 Wahel  Tantawy aktif diberbagai Organisasi gerakan kepemudaan di Samarinda Seperti  :
1. KEPANDOEAN BANGSA INDONESIA (K.B.I) 
2. PEMOEDA PANVINDERS ORGANISATIE (P.P.O Samarinda )
3. PERSATUAN PEMOEDA INDONESIA (PERPI)  dll.

Tahun 1932 Atas petunjuk kawan yang bernama HORAS SIREGAR yang tinggal di Kota Baru-Kalsel ,WAHEL TANTAWY dan ASWIAN TOJO mulai mendirikan sebuah organisasi Pergerakan Rakyat yaitu "PERSATUAN  BANGSA  INDONESIA" (P.B.I) oraganisasi ini berpusat di Surabaya yang dipimpin oleh  Dr. SOETOMO.
Bersama WAHEL dan ASWIAN TOJO akhirnya HORAS SIREGAR  berhasil membentuk cabang di kota Samarinda.
Terbentuknya organisasi pergerakan ini membuat pemerintah Belanda khawatir,lalu Belanda membuat tekanan dan rintangan dengan tindakan tidak terpuji.
Tahun 1933 sehubungan dengan tanda-tanda yang suram ,Lalu diadakan sidang yang oleh kejaksaan maka diputuskan organisasi ini dibubarkan.

Pada 3 Juni 1940  Wahel Tantawy meningalkan Kalimantan Timur menuju kampung halaman di Banjarmasin.
Di zaman Kolonial Belanda Wahel  pernah bekerja sebagai Tingkatan Klerk II,  juru tulis, pembantu kantor (Yang dahulu diberi gelar "Opas") gajih yang diterima R.25 sebulan.

Setelah propaganda pemerintahan JEPANG yang baru Wahel dipindahkan ke Pulau laut-Kota Baru, Wahel mengikuti program kursus bahasa Jepang selama 4 bulan.,sangat banyak hal yang dilakukan Wahel didaerah ini  seperti berkoordinasi dengan kawan-kawan pejuang sampai kepulau Jawa , sampai Akhirnya menjadi TKR (Tentara keamanan Rakyat) dan Wahel mempelopori berdirinya pemerintah Darurat Republik Indonesia "Merah putih"Kota Baru".

Pada pertengahan Desember 1945 Wahel Tantawy bersama kawannya yang bernama Sjahran Tayib kembali ke Kalimantan Timur menuju Samarinda , tiba dipelabuhan bertemu dengan sahabat karibnya yang bernama  OEMAR  DACHLAN .
Tujuanmya ke Samarinda adalah untuk meyakinkan kebenaran bahwasanya Kakak kandung Wahel  yang bernama ISKANDAR dikorbankan (dibunuh) oleh serdadu Jepang.. Selain dari pada itu kedatangan Wahel Tantawy ke Samarinda bermaksut mencari sejata api !!.

Setelah selesai urusannya Wahel kembali berpetualang menuju Kota Baru-Kalsel ,Pulau Jawa , Sulawesi daerah Pare-pare kemudian di daerah Majene  Wahel pernah di tangkap dan di siksa oleh Belanda .
       Pada 22 Juni 1946 kembali menginjakan kaki untuk ketiga Kalinya kembali di alam Kalimantan Timur yaitu lewat pelabuhan Samarinda  sebelumnya menaiki Kapal  "NOEMPOER"  dari arah Pare-Pare.

WAHEL  TANTAWY



Misi Militer Wahel Tantawy  menuju ke Kalimantan Timur .

         Tujuannya misi ini adalah mengumpulkan ,menghimpun, mengkoordinir para kawan-kawan  pejuang Gerilya di daerah Kalimantan Timur yang masih tercerai-berai untuk bersatu membentuk kekuatan militer guna melawan/menentang Kolonial Belanda.

Misi ini sangat cukup berhasil dengan mengumpulkan para pejuang dan membentuk ,menyusun suatu barisan pasukan  yang bernama Brigade XVI Batalyon G.,(Pedalaman hutan kampung LOK  BAHU Markas  gerilya di Samarinda ) ,Pasukan inilah yang menjadi cikal bakal TNI di Kalimantan Timur.


AWAL PEMBENTUKAN  BATALYON "G"

Sekitar awal tahun 1948 ,permulaan sekali diadakan rapat pembentukan itu di Samarinda  ,yaitu dipinggir Sungai Mahakam didalam sebuah perahu, dibawah "GUNUNG LIPAN' hampir berseberangan dengan dengan kampung "BATU  PENGGAL" dan didalam perahu itu sudah ada kawan-kawan :
WAHEL TANTAWY  ,H.A.  GANI RACHMAN, ANANG OEMAR,  ABD.  HAMID,  WISMAN,  NOERASIKIN, ABDOEL WAHID, sedangkan yang mendayung SAAD  dan pengemudi si BAKRI.
-  Rapat pertama ini diperkenalkan masing-masing kelompok , yaitu kelompok 3 sekawan, dan kelompok 3 sekawan lainnya,dsb.
 -  Rapat kedua di tempat yang sama ,tujuannya mulai menyusun barisan, pada rapat ini timbulnya siasat untuk merampas senjata di Tangsi militer Belanda di Kampung Bugis (Sekarang di jln. Awanglong) Samarinda.
-  Rapat-rapat selanjutnya berjalan cukup baik ,hingga terbentuklah kompi-kompi dengan Anggota-angota  pasukan yang sangat pemberani melawan kekuasaan NICA  Belanda, walau pun hanya memiliki persenjataan yang seadanya.
Senjata yang di gunakan pada waktu itu adalah dari senjata-senjata Sisa pendudukan Jepang  dan Senjata Rampasan milik Belanda.



Puncak dari perjuangan bersenjata ini adalah ketika pada tanggal 14 Desember 1949 , Letnan Kolonel SUKANDA  BRATAMENGGALA selaku ketua misi Militer Republik Indonesia meresmikan BRIGADE XVI  Batalyon "G"  yang dipimpin oleh  WAHEL  TANTAWY  sebagai Tentara resmi Republik Indonesia (TNI) di Kalimantan Timur.

Gambar Pasukan Brigade XVI Batalyon "G"  di jalan pulau Irian  Kota Samarinda 
(Sebagai Markas Kota pertama)
(Rumah kediaman H. Abdoel Gani Rachman)



KETERANGAN

1.  Menurut surat keterangan Tanggal 21 Juni 1979 dari  Panglima ALRI  DIVISI  IV   Pertahanan Kalimantan  yaitu dari Brigjen H. HASSAN  BASRY pimpinan Coprs Lambung Mangkurat bahwasanya :
Selama Revolusi,khususnya ALRI DIVISI IV pertahanan Kalimantan  dilahirkan didaerah Malang pada 4 Juli 1946, telah diiringi oleh kelahiran  "Batalyon-batalyon Rahasia" di  Kalimantan dan Riau yang dinamakan  "ALRI DIVISI "A" untuk Kalimantan Selatan , ALRI DIVISI "B" untuk wilayah Kalimantan Barat , ALRI DIVISI "C" untuk daerah Kalimantan Timur dan ALRI DIVISI "D" untuk Riau.
      ALRI  DIVISI "C" Kalimantan Timur pada awalnya dipimpin oleh KASMANI, lalu KASMANI ditahan oleh NICA BELANDA ,,lalu dipercayakan kepada HERMAN ROENTOERAMBI ,,setelah HERMAN ROENTOERAMBI hijrah ke P
pulau Jawa  kemudian Tugas ini dipindah tangankan ke WAHEL TANTAWY dengan pangkat "MAYOR".


Surat Keterangan dari Brig.Djen  H. Hassan Basry tahun 1966


2.  Menurut penuturan  FIRMANSYAH  pada tanggal 2 mei 1978  dan 12 Desember 1981 beliau adalah ex Kepala Staf Operasi  BRIGADE XVI/Komandan Komando Groep Kalimantan dan juga sebelumnya menjabat sebagai Komandan  MOBIELE  BRIGADE  ALRI  DIVISI IV  PERTAHANAN KALIMANTAN  di pulau  JAWA ,beliau menyatakan :
Merupakan suatu kenyataaan sejarah bahwa BATALYON  "G"   BRIGADE XVI sebagaimana juga kesatuan ALRI  DIVISI  IV "C" didaerah ini telah saling bekerja sama didalam perjuangannya untuk membebaskan Kalimanatan Timur ini dari belengu penjajahan Belanda , dalam rangka perjuangan Nasional membela dan mempertahankan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.

Markas ALRI  DIVISI IV  yang berkedudukan di Tuban, selain bertugas menjamin keselamatan pantai Utara Jawa Timur dari pesisir kota Tuban memanjang keTimur sampai ke sektor pertahanan kota Gersik dan sekitarnya dimana daerah terakhir ini pasukan  ALRI DIVISI IV banyak mengambil peranan dalam  pertempuran, juga dibebani tugas untuk membentuk kesatuan kantong gerakan  ALRI DIVISI IV  di seleluruh  KALIMANTAN.
Tugas ini terlaksana dengan Baik berkat adanya kerjasama antar semua perwira penghubung/penyelidik yang ditugaskan oleh Markas ALRI DIVISI IV  mengadakan Infiltrasi ke daerah Kalimantan, dengan kesatuan /kelaskaran-pejuang yang sudah dibentuk diKalimantan ,sehingga telah melalui perundingan dan pemikiran yang matang berdasarkan pengalaman para pejuang.
Untuk menjamin terkoordinirnya pejuangan terbentuklah suatu komando ALRI DIVISI IV didaerah KALIMANTAN yang terbagi menurut wilayah , sebagai berikut :

- ALRI DIVISI IV "A"  meliputi seluruh Kalimantan Selatan dengan Pimpinan umumnya saudara HASSAN  BASSRY.

- ALRI DIVISI IV 'B"  meliputi seluruh daerah Kalimantan Barat dipimpin oleh Dr. SOEDARTO.

- ALRI DIVISI IV "C" meliputi seluruh Kalimantan Timur ,pimpinannya saudara WAHEL TANTAWY.

- ALRI DIVISI "D"  adalah kesatuan khusus yang bertugas untuk daerah RIAU

Bahwa selama Periode 1945-1949 dan dalam jabatan tersebut diatas serta sesuai dengan perintah Panglima Besar Jenderal SOEDIRMAN  telah berulang-kali mengirim sejumlah perwira penghubung Team penyelidik mengabarkan dan meningkatkan gerakan perjuangan di daerah KALIMANTAN  ,dan dari segi organisasi perjuangan maka terbentuklah  kesatuan ALRI DIVISI IV dengan pembagian wilayah A,B,C.D.



KELUARGA WAHEL

Disaat misi militer  ke Kalimantan Timur ,Wahel Tantawy  ditemani keluarga yaitu isterinya yang bernama Sulastri dan kedua anak perempuannya menetap di Samarinda di Jalan Banjar ( sekarang jalan Muso Salim)

Wahel Tantawy bersama Sulastri



Kenangan Rumah Wahel Tantawy
Di Jalan Bandjarstraat 
(Sekarang Jalan Muso Salim)
1947-1953


Nama-nama Anak Wahel Tantawy :

1. Faridah (Wafat)
2. Fachriar (Wafat)
3. Mohammad Roem
4. Fachruddin (Wafat)
5. Sosilawati
6. Puspa Herlita
7. Mohammad Firman
8. Nila Wahyuni
9. Intan Suryani


               
       MENDIRIKAN  BANK      PERJUANGAN

Pada akhir tahun 1947 Wahel Tantawy menghububungi Abdoel Moetalib , seorang pembantu Residen Republik Indonesia di Bogor,  
Tujuannya adalah untuk mendirikan sebuah Bank untuk membantu  para perjuangan kemerdekan di pulau Kalimantan 
Bank ini akhirnya sukses berdiri dan Kantor pusatnya berada di Kota Samarinda dan cabangnya seperti di Balikpapan, Tarakan, Kota baru, dsb.
Bank Ini populer dengan nama "BANK  KALIMANTAN"




GEDUNG  NASIONAL  SAMARINDA

Disinilah para Pejuang berkumpul/berdiskusi   ,mengatur siasat politik menentang kekuasaan penjajah Belanda.,
Ditahun 1948 bersama Ikatan Nasional Indonesia ( I.N.I ) dan Front Nasional di Samarinda telah berhasil membangun Tugu Kebangunan Nasional di Gedung Nasional di Jln Panglima Batur kota Samarinda .

(Tulisan di Tugu Marmer adalah hasil karya Wahel Tantawy)



SEBAGAI  WAKIL  REPUBLIK INDONESIA UNTUK PENYERAHAN  BANDARA  SAMARINDA II di Melak

Setelah selesai perjuangan merebut kemerdekaan dan 'kedaulatan Republik Indonesia salah satu  Bandara Samarinda 2  yang di bangun oleh Belanda  berlokasi di daerah Melak-Kutai Barat (Kaltim) diserahkan kepada pihak Indonesia oleh  Belanda pada 25 Desember 1949...,beliaulah WAHEL TANTAWY tokoh pejuang Kaltim yg Menerima serta menandatangani/mewakili Negara Republik Indonesia di upacara penyerahan Bandara tersebut.,,di saksikan oleh Patih Ter Beschikking Zelf-Bestur Kutai dan Kepala Pendjawat MELAK.

Sebagai eks kepala Komandan pasukan Brigade 16 Batalyon G.,(Hutan Lok Bahu Markas perang gerilya di Samarinda ),Pasukan inilah yang menjadi cikal bakal TNI di Kaltim.
Wahel Tantawy juga pernah menjadi Komisi Umum (Komandan Tetorial) daerah Kalimantan Timur ,merangkap Komandan kesatuan ALRI  DIVISI  IV Kalimantan Timur.

     Sejak zaman Presiden Soekarno sampai ke Zaman Presiden Soeharto Sangat banyak  sekali penghargaan Piagam dan Bintang Jasa yang diberikan oleh pemerintah Republik Indonesia  kepada beliau..,Dipostingan ini hanya kami tampilkan sebahagian dari gambar piagam penghargaan dan Bintang Jasa milik Almarhum yang masih tersisa dan dirawat/disimpan dengan baik oleh anak-anak beliau.













Piagam dan Bintang Jasa Wahel Tantawy




Dimasa Perjuangan dahulu
Wahel Tantawy
Mengunakan Nama Samaran dengan Sebutan "IKHSAN" saat berada di Sulawesi







Wahel Tantawy  wafat di Samarinda pada 15 Januari 1987 di Makamkan di TPU Kuburan Moeslimin di Jln Aboel Hasan




Makam WAHEL  TANTAWY  berada di Kuburan Muslimin ,jalan KH Abul Hasan ,Samarinda



DIMASA PERJUANGAN MEREBUT KEMERDEKAAN DI KALIMANTAN TIMUR

Menurut penuturan Wahel Tantawy pada 1 Januari 1978 yaitu  :
Bahwasanya Dharma bhakti yang telah disumbangkan oleh para pejuang di Kalimantan Timur ,perjuangan kawan-kawan dengan aksi mereka terutama yang sudah tinggal tulang-belulang membuktikan kepahlawanan yang wajar untuk mendapatkan sedikit penghormatan dari bangsanya.

Walaupun ada suara berita sumbang yang menyatakan bahwa di Kalimantan Timur itu tidak ada perjuangan rakyat dimasa revolusi ,mungkin Hal itu adalah hasil dari peneropongan dari jauh, Sebenarnya ini hanyalah suatu muslihat , kalau memang ada, tentu Kalimantan Timur sendiri mampu membuktikannya ,,dan buktinya adalah ada beberapa Taman Makam Pahlawan yang didirikan di beberapa daerah di kalimantan Timur, sesudah kedaulatan Republik Indonesia. ,  yaitu :
1. Taman makam pahlawan di Tenggarong Kutai Kertanegara
2. Taman Makam Pahlawan di Samboja
3. Taman Makam pahlawan Kesuma Bangsa di Samarinda.
4 . Taman Makam Pahlawan di Sanga-sanga
5. Taman Makam Pahlawan di Balikpapan.
6. Dsb..

Hal ini adalah perangsang bagi Kalimantan Timur dalam membuktikan hal sebenarnya.,,bahwasanya Kalimantan Timur memang ada perlawanan untuk menentang  dan mengusir penjajahan dari Tanah air Indonesia.


Didalam Petualangan perjuangannya merebut kemerdekaan  WAHEL  TANTAWY sudah menjelajahi berbagai pulau di KALIMANTAN,  dan kota-kota di Indonesia lainnya seperti  pulau JAWA dan SULAWESI  ,cerita bersejarah ini semua tertulis didalam catatan (Ketikan manual)  dengan judul :

 "PENGGALI  SEJARAH PERJUANGAN  BRIGADE  XVI / BATALYON-G-H"  DAN  ALRI DIVISI IV "C"  KALIMANTAN TIMUR , DIVISI LAMBUNG MANGKURAT-KALIMANTAN "

Catatan  Manuskrif sejarah ini mulai  disusun  tahun 1976-1978 oleh  Wahel Tantawy dan nara sumbernya para Veteran pejuang Gerilya di Kalimantan Timur seperti Herman Roentoerambi , Boestani. H.S  ,Soekasmo , H.M. Djunaid Sanusi, H. Amir , H. Abdoel Aziz Gani, Hosein Joesoef ,dsb., 
Isi ketikan manual tersebut tertulis dikertas HVS sebanyak kurang lebih berjumlah 600 halaman.









Wasalam




Cerita di Susun oleh :
komunitas   JELAJAH-History Of Samarinda






Sumber data : Roeni Brigade 16 Batalyon G..,,Mohammad Roem

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RIWAYAT PEMBANGUNAN TAMAN MAKAM PAHLAWAN SAMARINDA

Sebagai Monumen untuk mengenang para jasa para pahlawan dari perjuangan Fisik melawan kekuasaan penjajah . Dengan di proklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno dan Muhammad Hatta 17 agustus 1945, maka sepatut dan sewajarnya rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke serentak berjuang dan bangkit mempertahankan kemerdekaan itu, baik perjuangan melalui  politik, diplomasi maupun dengan berjuang dengan fisik dengan kekuatan senjata. TMP Ratna kencana di antara Jln . Yakob atau di Jalan Kesatriaan (Sekarang jln Mutiara) Samarinda tahun 1967 Dok : Djunaid Sanusi Usaha mempertahankan kemerdekaan ini terjadi pula di daerah Kalimantan Timur , disamping melalui perjuangan politik dengan berdirinya Ikatan Nasional Indonesia (INI) ,FONI di Balikpapan yang pada akhirnya INI menjadi PNI di Samarinda ,di seluruh wilayah Kaltim tumbuh gerakan dibawah Tanah (Ondergrondse actie). Dengan adanya beberapa kali terjadi kontak senjata dengan para penjajah ,tidak sedikit kor

Ulama Samarinda Tempo doeloe ( KH. USMAN IBRAHIM )

Ulama kelahiran Kandangan ( Kalimantan selatan ) pada 12 April 1918 ini, sempat 10 tahun lamanya bermukim di tanah suci Mekah untuk menimba ilmu agama. Pada usia 10 tahun  Saat belajar di Madrasah As Syafi’iyah Kandangan, beliau sudah memperlihatkan bakatnya dalam membaca Al Quran. Atas dasar bakat itulah maka orang tuanya mengirim Usman Ibrahim ke Mekah untuk mempelajari lebih dalam tentang ilmu Al quran. Dalam usia yang tergolong sangat muda, ulama yang akrab dipanggil tuan guru ini, sudah menguasai ilmu Tajwid Al Quran. Bahkan beliau disegani  para ulama karena ketika itu orang yang hapal bacaan Al Quran terbilang sangat langka. Almarhum merupakan salah seorang ulama yang hafal dan fasih membaca Al Quran di Samarinda setelah almarhum KH. Abdur Rasyid. Pada tahun 1942, bersama orang tuanya Hijrah ke Samarinda, Di Samarinda  beliau menikah dengan Siti Aisyah yang kemudian dikaruniai 3 orang putra dan 5 orang putri. Sambutan masyarakat dari berbagai kalangan pun tern