Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di Samarinda

Panitia persiapan penyambutan kemerdekaan Repulik Indonesia di Samarinda 1. Gerakan Soewadji Prawirohardjo Haji Ali Badroen Arif , Haji Anwar Barack, Oemar Dachlan dan beberapa lagi kawan seperjuangan yang lainnya ,adalah orang-orang yang pertama menemui Dr. Soewadji meminta pendapat untuk menentukan daerah dalam menyambut Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Diberbagai pemberitaan media pada saat itu  bahwa Belanda akan kembali ke daerah bekas Jajahan, yang dinamakannya HINDIA  BELANDA,  karena Belanda termasuk dalam negara persekutuan front Australian/American-British-Chinese-Duth indies ,adalah nama negara blok yang di bentuk  setelah Jepang memulai serangannya di perang dunia ke 2 ,dan yang menang perang terhadap poros Nazi Germany dan fasis Italia dan Jepang. Sehubungan dengan pemberitahuan itulah para tokoh tersebut diatas menyatakan tekad ,bahwa akan menentang maksut Belanda itu, dan segera mengesahkan pembentukan panitia dan segera menentukan sikap

WAHEL TANTAWY

Tokoh Pejuang di Kalimantan Timur yang terlupakan Wahel Tantawy lahir di Banjarmasin pada tahun 1915 dari rahim ibunya yang bernama BINTANG  TALIYU dan Ayahnya Bernama  MAT  SALEH Pada tahun 1928 Wahel Tantawy masih bersekolah di Holland Inlandsche School  (H.I.S) Banjarmasin, dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa pada dirinya yang dikuatkan dengan Lahirnya  "SUMPAH PEMUDA" pada tahun 1928. Sebelum tugas misi Militer Rahasia di Kalimantan Timur yang dilaksanakan oleh Wahel tahun 1947,  Pada tahun 1929 ' di Saat masih belia, berusia belasan tahun ,di masa penjajahan Belanda  Wahel Tantawy  sudah pernah berada di Samarinda dibawa oleh keluarganya. Dimasa mudanya tahun 1929-1940 Wahel  Tantawy aktif diberbagai Organisasi gerakan kepemudaan di Samarinda Seperti  : 1. KEPANDOEAN BANGSA INDONESIA (K.B.I)  2. PEMOEDA PANVINDERS ORGANISATIE (P.P.O Samarinda ) 3. PERSATUAN PEMOEDA INDONESIA (PERPI)  dll. Tahun 1932 Atas petunjuk kawan yang bernama HORAS SIREGAR yang

Sirine peningalan Belanda di Samarinda

Sirine atau alarm Warisan Kolonial Belanda di Samarinda Di zaman Belanda  menara sirine biasanya diletakan ditempat-tempat yang tinggi ,biasanya di puncak perbukitan atau di ujung atas atap bisa juga di letakan di Atas pos jaga agar suara yg dikeluarkan tepat menuju kelingkungan masyarakat dan suara bisa tercakupi kesemua areal. Dilihat dari bentuk fisiknya Alarm sirine di Bukit PDAM Tirta kencana ini  sepetinya dahulu  dibagun dalan situasi  darurat ,telihat sambungan kayu tidak rapi,potongan kayu tidak rata,,,,istilah kata (bangunan Asal jadi). SETELAH  INDONESIA  MERDEKA    Orang Samarinda menyebut dengan "Suara suling".     Di bulan Rhamadan Setiap Sahur & Imsak serta berbuka puasa' dll  alarm ini selalu berbunyi. Lokasi : Bukit PDAM Tirta kencana Dahulu Suaranya bergema sampai ke seluruh penjuru sudut kota Samarinda..,sekarang gema suara sudah sayup-sayup terdengar karena terhalang dengan bangunan-bangunan gedung tinggi yang modern.       Ke

RIWAYAT PEMBANGUNAN TAMAN MAKAM PAHLAWAN SAMARINDA

Sebagai Monumen untuk mengenang para jasa para pahlawan dari perjuangan Fisik melawan kekuasaan penjajah . Dengan di proklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno dan Muhammad Hatta 17 agustus 1945, maka sepatut dan sewajarnya rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke serentak berjuang dan bangkit mempertahankan kemerdekaan itu, baik perjuangan melalui  politik, diplomasi maupun dengan berjuang dengan fisik dengan kekuatan senjata. TMP Ratna kencana di antara Jln . Yakob atau di Jalan Kesatriaan (Sekarang jln Mutiara) Samarinda tahun 1967 Dok : Djunaid Sanusi Usaha mempertahankan kemerdekaan ini terjadi pula di daerah Kalimantan Timur , disamping melalui perjuangan politik dengan berdirinya Ikatan Nasional Indonesia (INI) ,FONI di Balikpapan yang pada akhirnya INI menjadi PNI di Samarinda ,di seluruh wilayah Kaltim tumbuh gerakan dibawah Tanah (Ondergrondse actie). Dengan adanya beberapa kali terjadi kontak senjata dengan para penjajah ,tidak sedikit kor