Langsung ke konten utama

Peristiwa Sungai Pinang - Solong 1947

SAMARINDA 1945-1949

Dimasa perjuangan merebut Kemerdekan di Samarinda dan sekitarnya banyak sekali  peristiwa-peristiwa Tragis yang memilukan,,,dengan kembali nya NICA  BELANDA ,Hidup di negeri sendiri tetapi tidak merasakan kebebasan,,rakyat kecil merasa hidupnya tidak tenang, di bayangi rasa ketakutan ,ketidak tentraman hidup ,,selalu merasa kegundahah rasa  kegelisahan,,,selalu di awasi oleh  Bangsa penjajah .


KISAH  JEMBATAN  III  GAWAT

Jembatan III adalah penghubung antara Kota menuju, ke pedalaman,  terletak disebelah utara  dan di bawahnya mengalir sungai yang bernama Sungai Karang Mumus.
Dari arah kota melalui jalan Sungai Pinang (Sekarang antara Jalan Lambung Mangkurat dan Jln Ahmad Dahlan) dari arah jembatan III bisa menuju ke pedalaman Solong berjarak kira-kira 1,5 KM, dari sini ke Barat dengan melewati SEPINANG ,TAMINDUNG ,SEGIRI, SEMPAJA akan tembus ke pedalaman Lok Bahu  ,Sedangkan dari arah SOLONG menuju arah Timur akan sampai menuju kampung SAMBUTAN dan terus ke tepi Mahakam.

Pada suatu hari seorang pejuang di Samarinda bernama TAHIR  TIMOR  dengan berselendang Sarung sambil memegang sepucuk senjata  Colt datang dengan tergesa-gesa kerumah ASRAN didekat Jembatan kecil yang tak Jauh jaraknya dari jembatan III.
       kemudian TAHIR  TIMOR menceritakan suatu permasalahannya kepada ASRAN ,bahwasanya dirinya menjadi incaran atau buronan  M.P  Belanda,,,setelah mengetahui permasalahan yang menimpa kawannya lalu si ASRAN mengajak bersembunyi di daerah Gotong royong (Sekarang dj Jln lambung Mangkurat Gang 9) disini mereka bersembunyi dirumah ASNAWI,,setelah semua terasa aman kemudian  TAHIR  TIMOR  kembali ke LOK  BAHU ke Markas pejuang Gerilya.

Akan tetapi jejak keberadan TAHIR TIMOR di Sungai Pinang sudah di ketahui Belanda, pasukan Belanda gencar melakukan pencarian ,rumah penduduk diperiksa satu-persatu , namun karena si TAHIR  TIMOR gesit ,cepat menghirdar , licin bagaikan belut ,Belanda tidak bisa menemukannya.

Di saat waktu yg hampir bersamaan warga kampung  dari Jembatan III sampai mendekati Kampung SOLONG sudah tidak berpenduduk lagi, keadaan kian hari semakin gawat  sehingga mereka mengungsi kedaerah-daerah yang diangap lebih aman.
Pada waktu yang hampir bersamaan datanglah rombongan mobil Patroli MP. Belanda lewat sambil berteriak -teriak ditengah jalan dan sambil mengucapkan kata-kata :

 " ORANG  SUNGAI PINANG SEMUANYA  EXTRIMIS"

Kemudian mereka turun dari kendaraan Mobil  lalu masuk ke rumah-rumah penduduk yang sudah hampir semuanya kosong ditinggal mengungsi.

Het voertuig van de Nederlandse KNIL-strijdkrachten
(Gambar ilustrasi)

        Lalu mereka bergerak menuju SOLONG-KIRI (Perkiraan Sekarang di jalan Damanhuri) disinilah Belanda membakar-bakar rumah-rumah penduduk ,api berkobar dimana,-mana dan kemudian mengadakan penangkapan-penangkapan terhadap warga yang dianggap mencurigakan.

Gambar ilustrasi


Setelah puas selesai  mengobrak-abrik kampung SOLONG, Belanda kembali menuju Markas,,  didalam perjalanan kembali itu Belanda sempat  singgah ke rumah pejuang yaitu saudara
ASANG dan BADAK  lalu membakarnya.
     Maksud Belanda ingin membumi hanguskan SUNGAI  PINANG DALAM itu sesuai dengan ucapan mereka,, bahwa Orang  yang mendiami kampung ini semuanya adalah para EXTRIMIS.

Namun ada yg membuat kesal pasukan MP. Belanda yaitu ketika mampir kerumah Kai ABU  BAKAR di Sungai pinang,,ketika Belanda menyulut api dirumah itu ,entah kenapa rumah yg dihuni oleh kai ABU  BAKAR  dah IBRAHIM tidak bisa terbakar ,,bahkan disulut berkali-kali juga, namun api tidak bisa membakar rumah itu ,kemudian Belanda merasa bingung,  kesal, marah  ..,lalu bersama pasukan lainya menyerbu masuk dan menyeret keluar pemilik rumah ,kemudian Kai ABU  BAKAR  yang sudah tua
 bersama disiksa ,dipukuli,ditendang ,pelipis mata IBRAHIM luka ditusuk pisau bayonet.
      Setelah puas lalu Pasukan MP.  Belanda pergi meninggalkan tempat itu dengan membawa  orang-orang yang di tangkap.

Pada suatu hari didapat informasi dari saudara INTJUP  bahwa nanti malam akan ada patroli Belanda yang terdiri 10 anggota KNIL,,Lalu ASRAN  menghubungi kawan bernama si BADAK yang berada dipedalaman hutan untuk berunding,,perundingan mereka berdua menghasilkan keputusan untuk mencegat pasukan KNIL di Jembatan III  untuk merebut senjatanya.
       Malam itu dibawah pimpinan BADAK ,,bersama kawan lainnya seperti ASRAN, INTJUP ,ARPAN ,ANTUR ,YAHYA ,dan masih banyak kawan-kawan lainnya yang ikut.
       Sekitar pukul 23.00 dengan meyiapkan senjata seperti ,parang Mandau  ,keris , Tombak,  dsb'  mereka sudah siap menunggu disekitar Jembatan III dan masing-masing sudah mencari tempat untuk bersembunyi, akan tetapi sampai pukul 04,.30 mereka menunggu pasukan Belanda itu tidak kunjung lewat,,aksi dimalam itu gagal dan masing-masing membubarkan diri.

Diketahui Belanda segan melintas di jembatan III pada malam hari.,karena  dimalam sebelumnya sudah melakukan pembakaran di Kampung Solong.

ARPAN ,,pejuang yang tinggal di Jembatan 3



Beberapa hari kemudian ASRAN sedang berada dirumah anak dari petinggi ZAKARIA dengan gelar Kapitan DJAJA., pada saat itu melintas  sebuah kendaraan Mobil Jeep Militer MP. Belanda dan sebuah Truk penuh dengan anggota KNIL kemudian berhenti tepat dimuka rumah itu, saat itu SULAIMAN  ZAKARIA sedang ke belakang rumah
            Pasukan ini dipimpin oleh VAN  DJIK, kopral HANNOCK dan Kopral DASIRA yang merupakan macan-macanNya Belanda diwaktu itu.,,mereka melihat ASRAN dirumah itu ,lalu pasukan KNIL masuk dan menyeretnya keluar rumah,,              Kemudiaan oleh VAN  DJIK dengan suara keras sambil berteriak  "KAMU  EXTRIMIS,,.YAA  ?
      Kemudian  Jawab ASRAN " TIDAK"
      Lalu mendaratlah pukulan-pukulan  telak kedua Kopral itu dengan popor senapan ke tubuh ASRAN.,,sedangkan di sekelilingnya ditodong dengan mulut-mulut senjata oleh anggota pasukan KNIL ,beberapa anggota penduduk menyaksikan peristiwa ini

Sesudah cukup si ASRAN mendapat siksaan,,lalu  SULAIMAN  ZAKARIA  keluar dari rumahnya,,,perhatian Belanda beralih menuju ZAKARIA  ,,lalu Belanda menyuruh ZAKARIA supaya  agar orang-orang yang berada didalam rumah semuanya keluar,,,di Jawab oleh ZAKARIA  "TIDAK ADA ORANG".. silahkan Masuk untuk diperiksa rumah saya .,, Tiba-tiba seorang mata-mata masuk kerumah itu dan kemudian keluar dan berkata  "KOSONG  TUAN !".
         Pertanyaan bertubi-tubi ditujukan kepada ASRAN  dan ZAKARIA  SULAIMAN,,dan terakhir sebelum pergi meningalkan rumah itu Belanda berkata :

 "SAYA  KASIH  TEMPO 24 JAM, KALAU  SI BADAK  DAN LAINNYA  TIDAK  MENYERAH ,,,MAKA  KAMPUNG  INI  AKAN SAYA  BAKAR SEMUA".

         Kemudian ASRAN diseret menuju mobil Truk,,,seketika itu ZAKARIA  SULAIMAN  berkata bahwa ASRAN tidak tahu apa-apa.....,kemudian VAN  DJIK tertegun dan membatalkan membawa ASRAN.

Sehubungan dengan peristiwa ini maka KAPITAN  DJAJA dan anaknya SULAIMAN  ZAKARIA keesokan harinya pergi ke kantor Polisi, disana dinyatakan ,dijelaskan bahwa orang kampung tidak bersalah ,,mengapa harus membakar rumah penduduk yang tidak tahu apa-apa.,
        Akhirnya kepala Polisi Belanda menerima alasan ini dan berjanji akan menyelesaikan permasalahan ini dengan VAN  DJIK.

     



Sekian

Disusun Oleh :  Eddy Yan
Komunitas Jelajah-History Of Samarinda


Sumber cerita :
Mohammad Roem Tantawy.

Manuskrip Wahel Tantawy
 "Sejarah perjuangan dan pergerakan Rakyat Kalimantan Timur
" Panitia pengali Sejarah perjuangan Brigade XVI/Batalyon G-H ,ALRI DIVISI  IV "C" Kalimantan Timur, Divisi Lambung Mangkurat-Kalimantan.




       











Komentar

Postingan populer dari blog ini

RIWAYAT PEMBANGUNAN TAMAN MAKAM PAHLAWAN SAMARINDA

Sebagai Monumen untuk mengenang para jasa para pahlawan dari perjuangan Fisik melawan kekuasaan penjajah . Dengan di proklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno dan Muhammad Hatta 17 agustus 1945, maka sepatut dan sewajarnya rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke serentak berjuang dan bangkit mempertahankan kemerdekaan itu, baik perjuangan melalui  politik, diplomasi maupun dengan berjuang dengan fisik dengan kekuatan senjata. TMP Ratna kencana di antara Jln . Yakob atau di Jalan Kesatriaan (Sekarang jln Mutiara) Samarinda tahun 1967 Dok : Djunaid Sanusi Usaha mempertahankan kemerdekaan ini terjadi pula di daerah Kalimantan Timur , disamping melalui perjuangan politik dengan berdirinya Ikatan Nasional Indonesia (INI) ,FONI di Balikpapan yang pada akhirnya INI menjadi PNI di Samarinda ,di seluruh wilayah Kaltim tumbuh gerakan dibawah Tanah (Ondergrondse actie). Dengan adanya beberapa kali terjadi kontak senjata dengan para penjajah ,tidak sedikit kor

WAHEL TANTAWY

Tokoh Pejuang di Kalimantan Timur yang terlupakan Wahel Tantawy lahir di Banjarmasin pada tahun 1915 dari rahim ibunya yang bernama BINTANG  TALIYU dan Ayahnya Bernama  MAT  SALEH Pada tahun 1928 Wahel Tantawy masih bersekolah di Holland Inlandsche School  (H.I.S) Banjarmasin, dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa pada dirinya yang dikuatkan dengan Lahirnya  "SUMPAH PEMUDA" pada tahun 1928. Sebelum tugas misi Militer Rahasia di Kalimantan Timur yang dilaksanakan oleh Wahel tahun 1947,  Pada tahun 1929 ' di Saat masih belia, berusia belasan tahun ,di masa penjajahan Belanda  Wahel Tantawy  sudah pernah berada di Samarinda dibawa oleh keluarganya. Dimasa mudanya tahun 1929-1940 Wahel  Tantawy aktif diberbagai Organisasi gerakan kepemudaan di Samarinda Seperti  : 1. KEPANDOEAN BANGSA INDONESIA (K.B.I)  2. PEMOEDA PANVINDERS ORGANISATIE (P.P.O Samarinda ) 3. PERSATUAN PEMOEDA INDONESIA (PERPI)  dll. Tahun 1932 Atas petunjuk kawan yang bernama HORAS SIREGAR yang

Ulama Samarinda Tempo doeloe ( KH. USMAN IBRAHIM )

Ulama kelahiran Kandangan ( Kalimantan selatan ) pada 12 April 1918 ini, sempat 10 tahun lamanya bermukim di tanah suci Mekah untuk menimba ilmu agama. Pada usia 10 tahun  Saat belajar di Madrasah As Syafi’iyah Kandangan, beliau sudah memperlihatkan bakatnya dalam membaca Al Quran. Atas dasar bakat itulah maka orang tuanya mengirim Usman Ibrahim ke Mekah untuk mempelajari lebih dalam tentang ilmu Al quran. Dalam usia yang tergolong sangat muda, ulama yang akrab dipanggil tuan guru ini, sudah menguasai ilmu Tajwid Al Quran. Bahkan beliau disegani  para ulama karena ketika itu orang yang hapal bacaan Al Quran terbilang sangat langka. Almarhum merupakan salah seorang ulama yang hafal dan fasih membaca Al Quran di Samarinda setelah almarhum KH. Abdur Rasyid. Pada tahun 1942, bersama orang tuanya Hijrah ke Samarinda, Di Samarinda  beliau menikah dengan Siti Aisyah yang kemudian dikaruniai 3 orang putra dan 5 orang putri. Sambutan masyarakat dari berbagai kalangan pun tern