Langsung ke konten utama

Citra Niaga dimasa lalu

NOSTALGIA CITRA NIAGA TAHUN 1990 an


Setelah diresmikan pada 27 Agustus 1987 Citra Niaga menjadi lokasi Favorit masyarakat Samarinda  untuk dikujungi, sebelumnya daerah ini bernama Taman Hiburan Gelora (THG) 

Berada di jalan Niaga Utara kota Samarinda, Bentuk bangunan yang sangat indah dan  masih serba baru , Kontruksi bangunannya memadukan seni arsitektur Tradisional dan modern.

Gambar Citra Niaga tahun 1990 an


Sebagai pusat perbelanjaan dan hiburan yang populer pada saat itu ,,Masyarakat berbagai golongan dari warga kota sampai ujung dan sudut kota Samarinda hadir,  tumpah-ruah'  terkadang kadang saling berdesak-desakan ,,,anak muda ,orang tua ,kakek,nenek ,,anak kecil . 

Taksi Colt (angkot) hilir mudik ,bolak-balik dan silih berganti mengatar penumpangnya ditepi atau sisi jalan kawasan Citra Niaga.


Disiang hari dihalaman depan panggung utama terkadang ada ditampilkan berbagai jenis hiburan seperti atraksi sulap, Tukang obat dengan aksi akrobat mistis.


Disetiap malam minggu khusus ditampil kan pertujukan pagelaran musik Band Rock ,Dangdut ,ada pula pertunjukan Wayang kulit ,Tarian kreasi baru,,dan berbagai macam jenis seni Budaya tradisional khas Kalimantan Timur .


Sekali-kali ada keributan kecil antar Gank di Setiap acara hiburan malam minggu,,kemungkinan mereka bersengolan saat berjoget didepan panggung ,tapi keributan itu bisa diselesaikan secara baik-baik oleh petugas keamanan Citra Niaga..,nama Gank anak muda  yang sering berkumpul dicitra niaga dan yang populer di Tahun 1990 an yaitu ,, Rambo ,Campari ,Zigzag ,Stasiun Whisky ,,BAT ,WHAM,,Lubang Buaya..dll.


Disore hari  disudut-sudut bangunan juga menjadi tempat mejeng anak-anak muda yang sudah pulang Sekolah ,ada yang duduk-duduk , berdiri ,,sambil ngobrol dan bercanda.


Ditepi-tepi jalan ada pedagang bergerobak menjual makanan ,minuman ,sekali-kali ada melintas para pedagang asongan ,,Ada pula anak-anak yang berkeliaran dikawasan Citra Niaga sambil menawarkan jasa Semir sepatu atau penjaja Koran.


Toko-toko atau warung  penjual bebagai kebutuhan hidup seperti : Pedagang Elektronik ,Pakaian jadi ,alat pancing, rumah makan ,dll .

Ada pula pedagang barang bekas /rombeng yg populer dengan di sebut pasar GALUNGGUNG ,dsb sangat laris manis diserbu para pembeli.


Didepan toko-toko terkadang ada para pedagangan Kaki Lima yang mengelar dagangannya seperti penjual Jam tangan ,Dompet ,sendal ,sepatu ,Topi ,ikat pingang ,dsb.


Disetiap bulan Puasa dengan diatur oleh para pihak pengelola Citra Niaga ,didirikan Pasar sementara  dengan bangunan semi Tradisional dengan mengunakan bahan kayu dan Atap Kajang ,lalu dinamakan "Pasar  Rhamadan" dan oleh para pedagangnya menjual berbagai macam jenis kue-kue atau menu makanan untuk berbuka Puasa .

Dan setelah menjelang akhir Rhamadan biasanya didirikan pula "Pasar obral Murah" menjelang hari Raya Idul Fitri.,dengan menjual pakaian ,kopiah ,Sajadah serta bahan keperluan Hari Raya.


Sejak mulai sekitar tahun 1998 (Krisis Ekonomi)  dan di awal tahun 2000'an Pusat perbelanjaan dan hiburan  Citra Niaga mulai mengalami kelesuan , Sangat berkurang peminatnya atau pengunjungnya,, ,apa lagi setelah bermunculan tempat hiburan  yang lain yang baru serta pusat perbelanjaan ( Maal ) yang lebih modern dan Citra Niaga kalah bersaing


Beberapa tahun kemudian CITRA NIAGA menjadi pusat perbelanjaan barang-barang Tradisional Khas Kalimantan Timur seperti Manik-manik ,Sarung Samarinda ,Miniatur khas Kaltim., Dll.


Sekitar tahun 2006 ada beberapa bangunan Citra Niaga mengalami kebakaran ,kemudian dibangun atau direnovasi kembali.


Di tahun 2020 ini Citra Niaga mulai bersinar lagi, ramai orang-orang datang berkumpul dengan dibukanya tempat nongkrong, ngobrol ,untuk Santai ,tempat makan minum kopi  .

Beberpa kios yang sebelumnya menjual barang-barang khas Tradisional Kaltim berubah fungsi sebagai (sejenis Cafe kecil).



Penulis : Edy Yan
Komunitas Jelajah-History Of Samarinda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RIWAYAT PEMBANGUNAN TAMAN MAKAM PAHLAWAN SAMARINDA

Sebagai Monumen untuk mengenang para jasa para pahlawan dari perjuangan Fisik melawan kekuasaan penjajah . Dengan di proklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno dan Muhammad Hatta 17 agustus 1945, maka sepatut dan sewajarnya rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke serentak berjuang dan bangkit mempertahankan kemerdekaan itu, baik perjuangan melalui  politik, diplomasi maupun dengan berjuang dengan fisik dengan kekuatan senjata. TMP Ratna kencana di antara Jln . Yakob atau di Jalan Kesatriaan (Sekarang jln Mutiara) Samarinda tahun 1967 Dok : Djunaid Sanusi Usaha mempertahankan kemerdekaan ini terjadi pula di daerah Kalimantan Timur , disamping melalui perjuangan politik dengan berdirinya Ikatan Nasional Indonesia (INI) ,FONI di Balikpapan yang pada akhirnya INI menjadi PNI di Samarinda ,di seluruh wilayah Kaltim tumbuh gerakan dibawah Tanah (Ondergrondse actie). Dengan adanya beberapa kali terjadi kontak senjata dengan para penjajah ,tidak sedikit kor

WAHEL TANTAWY

Tokoh Pejuang di Kalimantan Timur yang terlupakan Wahel Tantawy lahir di Banjarmasin pada tahun 1915 dari rahim ibunya yang bernama BINTANG  TALIYU dan Ayahnya Bernama  MAT  SALEH Pada tahun 1928 Wahel Tantawy masih bersekolah di Holland Inlandsche School  (H.I.S) Banjarmasin, dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa pada dirinya yang dikuatkan dengan Lahirnya  "SUMPAH PEMUDA" pada tahun 1928. Sebelum tugas misi Militer Rahasia di Kalimantan Timur yang dilaksanakan oleh Wahel tahun 1947,  Pada tahun 1929 ' di Saat masih belia, berusia belasan tahun ,di masa penjajahan Belanda  Wahel Tantawy  sudah pernah berada di Samarinda dibawa oleh keluarganya. Dimasa mudanya tahun 1929-1940 Wahel  Tantawy aktif diberbagai Organisasi gerakan kepemudaan di Samarinda Seperti  : 1. KEPANDOEAN BANGSA INDONESIA (K.B.I)  2. PEMOEDA PANVINDERS ORGANISATIE (P.P.O Samarinda ) 3. PERSATUAN PEMOEDA INDONESIA (PERPI)  dll. Tahun 1932 Atas petunjuk kawan yang bernama HORAS SIREGAR yang

Ulama Samarinda Tempo doeloe ( KH. USMAN IBRAHIM )

Ulama kelahiran Kandangan ( Kalimantan selatan ) pada 12 April 1918 ini, sempat 10 tahun lamanya bermukim di tanah suci Mekah untuk menimba ilmu agama. Pada usia 10 tahun  Saat belajar di Madrasah As Syafi’iyah Kandangan, beliau sudah memperlihatkan bakatnya dalam membaca Al Quran. Atas dasar bakat itulah maka orang tuanya mengirim Usman Ibrahim ke Mekah untuk mempelajari lebih dalam tentang ilmu Al quran. Dalam usia yang tergolong sangat muda, ulama yang akrab dipanggil tuan guru ini, sudah menguasai ilmu Tajwid Al Quran. Bahkan beliau disegani  para ulama karena ketika itu orang yang hapal bacaan Al Quran terbilang sangat langka. Almarhum merupakan salah seorang ulama yang hafal dan fasih membaca Al Quran di Samarinda setelah almarhum KH. Abdur Rasyid. Pada tahun 1942, bersama orang tuanya Hijrah ke Samarinda, Di Samarinda  beliau menikah dengan Siti Aisyah yang kemudian dikaruniai 3 orang putra dan 5 orang putri. Sambutan masyarakat dari berbagai kalangan pun tern