Tahun 1930
Jauh sebelum tahun 1930-an Samarinda hanyalah merupakan sebuah kota kecil, yang hanya dipimpin oleh Asisten Residen Belanda yang mempunyai wewenang sebagai wakil dari pemerintah Hindia-Belanda . Dari sini kapal-kapal Kroninklijke Paketvaarts Maatschappij (KPM) secara teratur waktunya mengangkut keluar daerah hasil-hasil hutan. Ikan asin,minyak kelapa, dan lain-lain hasil bumi. Dari pelabuhan Balikpapan di ekspor minyak bumi dari yang kasar sampai kepada yang tinggi kwalitas dan mutunya. Untuk timbal baliknya memenuhi kebutuhan daerah, kapal-kapal tersebut kembali dengan membawa bahan makanan , tekstil , barang kelontongan dan lain-lainnya.
Penduduk asli Kalimantan Timur adalah juga penduduk asli Kalimantan, yaitu suku Dayak. suku ini juga terbagi lagi dari berbagam macam, misalnya suku Dayak Bahau, Iban , Kenyah , Punan dan lain-lain.
Penduduk asli Kalimantan Timur adalah juga penduduk asli Kalimantan, yaitu suku Dayak. suku ini juga terbagi lagi dari berbagam macam, misalnya suku Dayak Bahau, Iban , Kenyah , Punan dan lain-lain.
Suku Banjar berasal dari Kalimantan selatan yang juga , yang sudah turun-temurun mendiami daerah ini.
Suku Bugis berasal dari pulau Sulawesi juga sudah turun-temurun menetap dengan bahasa serta adatnya.
Penduduk Tionghoa asal negeri China juga sudah turun-temurun menetap, terpencar sampai kepedalaman.
Bangsa India mereka awalnya masuk untuk berdagang, mereka membaur dengan penduduk asli kota. Dan juga bangsa Arab dan lain-lainnya berusaha bercampur-gaul dengan Masyarakat atau penduduk setempat.
Bangsa Eropa Belanda (Kolonial) menyebar di Seluruh nusantara termasuk di Samarinda.
SEJARAH SAMARINDA
Kapal Royal Dutch Lloyd
Komentar
Posting Komentar