kalau mengungkap sekedarnya sejarah gedung Nasional , maka kurang lengkap rasanya, kalau tidak terlebih dahulu mengetahui salah-silah perwatasannya atau pertanahan yang diatasnya tempat gedung itu berpijak.
Perwatasan itu dahulunya hanya tanah kosong milik dari Abdoel Hamid, cranie pada perusahaan batu bara OBM (Oost Borneo Maatscappij) di Loa kulu , sebuah kampung termasuk dalam lingkungan kota Tenggarong Kutai Kertanegara.
Kalau sejenak kita pikirkan , Pada waktu itu mendirikan Gedung Nasional . , tidak begitu saja Belanda mau menyerahkan tanah negara kepada suatu Badan pergerakan rakyat yang berbau politik, kalau tidak perwatasan itu sudah ada bumi putera yang empunya.
Untuk gedung nasional perwatasan itu telah tersedia atas teloransi yang punya perwatasan tadi (Lokasi batas tanah Gedung Nasional), tinggal balik nama saja. Lalu di dirikanlah Gedung Nasional yang dimaksud.
Sedangkan yang mempunyai perwatasan (Batas Tanah) itu adalah seseorang yang berjiwa Nasional maka urusan menjadi lancar.
Gedung tersebut mula-mula didirikan sekitar tahun 1946 , yang merupakan sebuah " Panggung Besar " jika bertonggak mungkin mirip dengan Lamin kalau dipandang dari luar.
Dimasa itu bangunan hanya terdiri dari bahan material biasa saja ,yang sangat sedehana untuk membangun rumah biasa , Lantainya saja hanya terbuat dari bahan tanah yang bercampur kerikil, sedangkan dindingnya dibagian bawah dipasang papan dan bagian atasnya dari Kajang (daun nipah) , dan atapnya juga mengunakan bahan kajang juga. Sedangkan tukang yang sangat berjasa ,,membuatnya adalah bernama IMBRAN SALEH.
Dimasa bangunan ini masih dalam keadaan "Primitif" tempat ini sempat digunakan oleh partai IKATAN NASIONAL INDONESIA (I N I) untuk melaksanakan Konfrensi nya Ke 2 ,pada 16 sampai 19 April 1948 . ...Sebelumnya dilaksanakan di Balikpapan pada 31 Mei 1947.
Sewaktu awal berdiri TUGU NASIONAL yang ditempatkan tepat dihalaman muka tidak berubah ataupun bergeser dari posisi awal dibangun hingga di zaman sekarang.
Di tempat inilah banyak suka duka para kaum pejuang dalam menghitung keseimbangan untung ruginya yang telah mereka perbuat dengan segala resiko, berupa pengacauan, kericuhan sampai terjadi pembunuhan ,pembakaran, boleh dikata bersumber dari perencanaan gedung tersebut.
..........Demikan pula para pejuang politisi selalu mengadakan kegiatan rapat ,berbincang ,bermusyawarah mengenai hal apapun digedung ini, Mengatur siasat politik menentang kekuasaan penjajajah Belanda....
Disini pula IKATAN NASIONAL INDONESIA (I N I ) mengeluarkan hasil pemikiran dan peryataan-peryataan tegas.
Dihalaman dan didalam gedung inilah dulu hampir semua kegiatan dilaksakam seperti Hari Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ,Hari ABRI ,,HARI , KEBANGUNAN NASIONAL ,HARI PAHLAWAN dan hari besar lainnya,, Disitulah semua perundingan dirancangkan dan direncanakan ,segala kekompakan,,semua kawan tahu akan tugas mereka,,tidak ada mengeluh ,jauh sekali dari sifat iri dengki ,,,,semua patuh semua taat,,,karena mereka semua tidak mengenal kedudukan kepangkatan serta kemewahan ,jauh sekali mengharapkan upah,,karena Umpama keris tahu akan Hulunya.
GEDUNG NASIONAL SAMARINDA TERNODA
Riwayat GEDUNG NASIONAL ini bersahaja ,tetapi perannya penting.
Dalam pada saat itu kehormatannya pernah dinodai oleh kegiatan ulang tahun ke 40 Ratu JULIANA (Ratu Kerajaan Belanda), Gedung ini dijadikan tempat perayaan pihak lawan (Belanda) ,,sedangkan pada saat itu rakyat dalam masa perjuangannya dan didalam penderitaan ,ditekan ada yang merana hidup didalam penjara dengan penuh siksaan, ada pula yang berhijrah gugur dalam perjuangannya tak tentu kuburannya. ..........Diwaktu itulah Gedung Nasional diam seribu bahasa.. ,,semua diam. ,..Hal ini tentu saja ada pihak yg memberikan izin atas digunakannya Gedung ini...siapakah..??
Padahal saat itu masih ada gedung lainya seperti "KOETAI CLUB" yang berdiri sebelum perang dunia ke 2 ,,disinilah tempat pertemuan kaum Belanda di Samarinda.
Masyarakat sangat merasa tersinggung ,gabungan antara primitif dan kemewahan gedung tersebut tidak menjadi pokok acara di pesta itu ,akan tetapi kehormatan yang tidak dapat di beli dan itu layak itu di junjung tinggi.
Menu masakan Belanda yang lezat teramat cukup mewah disajikan yang hanya di tempatkan di bagunan primitip ' beratapkan daun nipah,,tentu saja hal itu ada sesuatu yang dipikirkan oleh pihak Belanda ,,istilah kata "Kalau tidak ada Udang di Balik Batu" .
PEMBANGUNAN GEDUNG NASIONAL
Pada tahun-tahun terakhir dikerjakan bangunan gedung tersebut di bahagian depannya dengan beton dan berbentuk modern pada zaman itu , dan pengerjaannya dilakukan oleh R.P Soeparto ,seorang anemar bonafide berjiwa Nasionalis.
Panitia GEDUNG NASIONAL ditangani oleh panitia tersendiri yang terdiri dari anggota FRONT NASIONAL ,dan khususnya dari kalangan IKATAN NASIONAL INDONESIA (I N I), diantara lain adalah :
1. A. Moeis Hassan
2. M. Djamdjam
3. Abdul Aziz Samad
4. Moegeni Hassan
5. Sjachroemsjah Idris
6. R.P Siswodjo
7. Tan Tjong Tjioe
PEMBUATAN TUGU NASIONAL
Atas usaha masyarakat di Samarinda yang dipelopori oleh IKATAN NASIONAL INDONESIA cabang Samarinda dapat didirikan sebuah Tugu dihalaman depan GEDUNG NASIONAL di Jalan "BLOEMSTRAAT" kemudian berubah menjadi jalan "BUNGA" setelah Lahirnya Tugu tersebut diubah lagi menjadi jalan TUGU (Sekarang jalan Panglima Batur)
Sebagai pengormatan atas Tugu tersebut ,, mengingat bangunan itu hasil karya anak bangsa dimasa perjuangan dahulu untuk merebut kembali kemerdekaan RI ,Sangat selayaknya lah kalau bangunan itu dihormati ,dirawat oleh generasi penerus bangsa di zaman sekarang,,(bukan dipuja atau dikeramatkan) .
Tugu Nasional ini letaknya berada diatas tanah wakaf dari keluarga A. Moeis Hassan yang tadinya hanya berupa kuburan keluarga yang sudah puluhan tahun lamanya.
Biaya pembelian bahan material sampai pengerjaannya hingga selesai sebahagian besar dana berasal dari kemurahan hati dari seorang Nasionalis yang dermawan yaitu bernama RADEN PANDJI SOEPARTO (Pemborong bangunan yang bonafide) .
Di saat sebelum peresmian ,Tugu itu diselubungi dengan kain dan akan dibuka pada hari yang bertepatan dengan ulang tahun ke 40 hari Kebangunan Nasional pada 20 Mei 1948.
Akan tetapi belum tiba hari yang ditunggu selubung kain yang menutupi tugu tersebut dibuka munculah larangan dari pihak Pemerintah Belanda,,akan tetapi Belanda tidak bisa berbuat apa-apa,,karena masyarakat sangat ramai mengerumuni Tugu tersebut siang dan malam silih berganti menjaganya.
Masyarakat protes terhadap Belanda dan sekali-kali mempropokasi dan mendesas-desuskan bahwa pasukan bahwasanya Pasukan Tentara Nasional Indonesia (T N I) sudah berada di kota yang berjumlah 500-600 anggota dengan persenjataannya.
Boleh jadi Belanda tidak takut akan gertakan itu , karena Belanda lebih memiliki persenjataan lebih sangat lengkap ,tetapi Belanda sudah kehilangan sebahagian morilnya.
Acara peresmian pembukaaan kain selubung di Tugu Nasional di jalan BloemStraat/ Panglima Batur itu 5 lima hari terlambat dari pada hari yang direncanakan.
PADA PERMUKAAN (SISI SEBELAH DEPAN) TUGU TERSEBUT DICANTUMKAN TULISAN DIATAS MARMER DAN YANG MELEKAT PADA KATA-KATANYA ADALAH :
KETERANGAN :
1. Kata-kata yang tertera dan tertulis diatas Marmer itu adalah penetapan dari FRONT NASIONAL SAMARINDA.
2. Batu Marmer adalah sumbangan dari Haji Abdoel Gani Rahman
3. Pemahat Marmer : BASIMAN
4. Pelukis Huruf : Wahel Tantawy
Gambar Gedung Nasional Fotografer : Garuntung Manau
Sekian
Penyusun : Edy Yan
Komunitas Jelajah-History of Samarinda
Sumber Informasi data :
Mohammad Roem Tantawy
Sejarah Perjuangan Brigade XVI Batalyon G-H dan ALRI DIVISI IV "C" Kalimantan Timur
Perwatasan itu dahulunya hanya tanah kosong milik dari Abdoel Hamid, cranie pada perusahaan batu bara OBM (Oost Borneo Maatscappij) di Loa kulu , sebuah kampung termasuk dalam lingkungan kota Tenggarong Kutai Kertanegara.
Bangunan Lama
Gedung Nasional Samarinda
Kalau sejenak kita pikirkan , Pada waktu itu mendirikan Gedung Nasional . , tidak begitu saja Belanda mau menyerahkan tanah negara kepada suatu Badan pergerakan rakyat yang berbau politik, kalau tidak perwatasan itu sudah ada bumi putera yang empunya.
Gambar Gedung Nasional Samarinda tahun 1950 an
(Dok Wahel Tantawy)
Untuk gedung nasional perwatasan itu telah tersedia atas teloransi yang punya perwatasan tadi (Lokasi batas tanah Gedung Nasional), tinggal balik nama saja. Lalu di dirikanlah Gedung Nasional yang dimaksud.
Sedangkan yang mempunyai perwatasan (Batas Tanah) itu adalah seseorang yang berjiwa Nasional maka urusan menjadi lancar.
Gedung tersebut mula-mula didirikan sekitar tahun 1946 , yang merupakan sebuah " Panggung Besar " jika bertonggak mungkin mirip dengan Lamin kalau dipandang dari luar.
Dimasa itu bangunan hanya terdiri dari bahan material biasa saja ,yang sangat sedehana untuk membangun rumah biasa , Lantainya saja hanya terbuat dari bahan tanah yang bercampur kerikil, sedangkan dindingnya dibagian bawah dipasang papan dan bagian atasnya dari Kajang (daun nipah) , dan atapnya juga mengunakan bahan kajang juga. Sedangkan tukang yang sangat berjasa ,,membuatnya adalah bernama IMBRAN SALEH.
Dimasa bangunan ini masih dalam keadaan "Primitif" tempat ini sempat digunakan oleh partai IKATAN NASIONAL INDONESIA (I N I) untuk melaksanakan Konfrensi nya Ke 2 ,pada 16 sampai 19 April 1948 . ...Sebelumnya dilaksanakan di Balikpapan pada 31 Mei 1947.
Sewaktu awal berdiri TUGU NASIONAL yang ditempatkan tepat dihalaman muka tidak berubah ataupun bergeser dari posisi awal dibangun hingga di zaman sekarang.
Di tempat inilah banyak suka duka para kaum pejuang dalam menghitung keseimbangan untung ruginya yang telah mereka perbuat dengan segala resiko, berupa pengacauan, kericuhan sampai terjadi pembunuhan ,pembakaran, boleh dikata bersumber dari perencanaan gedung tersebut.
..........Demikan pula para pejuang politisi selalu mengadakan kegiatan rapat ,berbincang ,bermusyawarah mengenai hal apapun digedung ini, Mengatur siasat politik menentang kekuasaan penjajajah Belanda....
Disini pula IKATAN NASIONAL INDONESIA (I N I ) mengeluarkan hasil pemikiran dan peryataan-peryataan tegas.
Dihalaman dan didalam gedung inilah dulu hampir semua kegiatan dilaksakam seperti Hari Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ,Hari ABRI ,,HARI , KEBANGUNAN NASIONAL ,HARI PAHLAWAN dan hari besar lainnya,, Disitulah semua perundingan dirancangkan dan direncanakan ,segala kekompakan,,semua kawan tahu akan tugas mereka,,tidak ada mengeluh ,jauh sekali dari sifat iri dengki ,,,,semua patuh semua taat,,,karena mereka semua tidak mengenal kedudukan kepangkatan serta kemewahan ,jauh sekali mengharapkan upah,,karena Umpama keris tahu akan Hulunya.
Bangunan baru
Gedung Nasional Samarinda
GEDUNG NASIONAL SAMARINDA TERNODA
Riwayat GEDUNG NASIONAL ini bersahaja ,tetapi perannya penting.
Dalam pada saat itu kehormatannya pernah dinodai oleh kegiatan ulang tahun ke 40 Ratu JULIANA (Ratu Kerajaan Belanda), Gedung ini dijadikan tempat perayaan pihak lawan (Belanda) ,,sedangkan pada saat itu rakyat dalam masa perjuangannya dan didalam penderitaan ,ditekan ada yang merana hidup didalam penjara dengan penuh siksaan, ada pula yang berhijrah gugur dalam perjuangannya tak tentu kuburannya. ..........Diwaktu itulah Gedung Nasional diam seribu bahasa.. ,,semua diam. ,..Hal ini tentu saja ada pihak yg memberikan izin atas digunakannya Gedung ini...siapakah..??
Ratu Juliana
Padahal saat itu masih ada gedung lainya seperti "KOETAI CLUB" yang berdiri sebelum perang dunia ke 2 ,,disinilah tempat pertemuan kaum Belanda di Samarinda.
Masyarakat sangat merasa tersinggung ,gabungan antara primitif dan kemewahan gedung tersebut tidak menjadi pokok acara di pesta itu ,akan tetapi kehormatan yang tidak dapat di beli dan itu layak itu di junjung tinggi.
Menu masakan Belanda yang lezat teramat cukup mewah disajikan yang hanya di tempatkan di bagunan primitip ' beratapkan daun nipah,,tentu saja hal itu ada sesuatu yang dipikirkan oleh pihak Belanda ,,istilah kata "Kalau tidak ada Udang di Balik Batu" .
PEMBANGUNAN GEDUNG NASIONAL
Pada tahun-tahun terakhir dikerjakan bangunan gedung tersebut di bahagian depannya dengan beton dan berbentuk modern pada zaman itu , dan pengerjaannya dilakukan oleh R.P Soeparto ,seorang anemar bonafide berjiwa Nasionalis.
Panitia GEDUNG NASIONAL ditangani oleh panitia tersendiri yang terdiri dari anggota FRONT NASIONAL ,dan khususnya dari kalangan IKATAN NASIONAL INDONESIA (I N I), diantara lain adalah :
1. A. Moeis Hassan
2. M. Djamdjam
3. Abdul Aziz Samad
4. Moegeni Hassan
5. Sjachroemsjah Idris
6. R.P Siswodjo
7. Tan Tjong Tjioe
PEMBUATAN TUGU NASIONAL
Atas usaha masyarakat di Samarinda yang dipelopori oleh IKATAN NASIONAL INDONESIA cabang Samarinda dapat didirikan sebuah Tugu dihalaman depan GEDUNG NASIONAL di Jalan "BLOEMSTRAAT" kemudian berubah menjadi jalan "BUNGA" setelah Lahirnya Tugu tersebut diubah lagi menjadi jalan TUGU (Sekarang jalan Panglima Batur)
Sebagai pengormatan atas Tugu tersebut ,, mengingat bangunan itu hasil karya anak bangsa dimasa perjuangan dahulu untuk merebut kembali kemerdekaan RI ,Sangat selayaknya lah kalau bangunan itu dihormati ,dirawat oleh generasi penerus bangsa di zaman sekarang,,(bukan dipuja atau dikeramatkan) .
Tugu Nasional ini letaknya berada diatas tanah wakaf dari keluarga A. Moeis Hassan yang tadinya hanya berupa kuburan keluarga yang sudah puluhan tahun lamanya.
Biaya pembelian bahan material sampai pengerjaannya hingga selesai sebahagian besar dana berasal dari kemurahan hati dari seorang Nasionalis yang dermawan yaitu bernama RADEN PANDJI SOEPARTO (Pemborong bangunan yang bonafide) .
Di saat sebelum peresmian ,Tugu itu diselubungi dengan kain dan akan dibuka pada hari yang bertepatan dengan ulang tahun ke 40 hari Kebangunan Nasional pada 20 Mei 1948.
Akan tetapi belum tiba hari yang ditunggu selubung kain yang menutupi tugu tersebut dibuka munculah larangan dari pihak Pemerintah Belanda,,akan tetapi Belanda tidak bisa berbuat apa-apa,,karena masyarakat sangat ramai mengerumuni Tugu tersebut siang dan malam silih berganti menjaganya.
Masyarakat protes terhadap Belanda dan sekali-kali mempropokasi dan mendesas-desuskan bahwa pasukan bahwasanya Pasukan Tentara Nasional Indonesia (T N I) sudah berada di kota yang berjumlah 500-600 anggota dengan persenjataannya.
Boleh jadi Belanda tidak takut akan gertakan itu , karena Belanda lebih memiliki persenjataan lebih sangat lengkap ,tetapi Belanda sudah kehilangan sebahagian morilnya.
Acara peresmian pembukaaan kain selubung di Tugu Nasional di jalan BloemStraat/ Panglima Batur itu 5 lima hari terlambat dari pada hari yang direncanakan.
PADA PERMUKAAN (SISI SEBELAH DEPAN) TUGU TERSEBUT DICANTUMKAN TULISAN DIATAS MARMER DAN YANG MELEKAT PADA KATA-KATANYA ADALAH :
KETERANGAN :
1. Kata-kata yang tertera dan tertulis diatas Marmer itu adalah penetapan dari FRONT NASIONAL SAMARINDA.
2. Batu Marmer adalah sumbangan dari Haji Abdoel Gani Rahman
3. Pemahat Marmer : BASIMAN
4. Pelukis Huruf : Wahel Tantawy
Tahun 1970 an Gedung Nasional berubah fungsi Sebagai Bioskop SAMAR-INDAH
Gedung Nasional tahun 1976
Gambar Gedung Nasional Fotografer : Garuntung Manau
Sekian
Penyusun : Edy Yan
Komunitas Jelajah-History of Samarinda
Sumber Informasi data :
Mohammad Roem Tantawy
Sejarah Perjuangan Brigade XVI Batalyon G-H dan ALRI DIVISI IV "C" Kalimantan Timur
Hai halo, menarik sekali. aku ijin melansir beberapa cerita sejarahnya ya kak. aku akan publis di katuju.id karena gedungnya akan diaktifkan kembali
BalasHapusSilahkan..
Hapus