Langsung ke konten utama

SEJARAH BANK KALIMANTAN

MENDIRIKAN BANK PERJUANGAN.

          Pada akhir tahun 1947 saudara Wahel Tantawy menghubungi Abdoel Moetalib ( Pembantu Residen Republik indonesia Bogor/Banten,  Anggota dewan pertahanan daerah Keresidenan Bogor/Banten dan pimpinan Badan Accountancy daerah-daerah tersebut sejak Oktober 1945 )
 Yang pada saat itu dengan sangat bersusah payah untuk mendapat izin keluar dari daerah Jawa Barat untuk berkunjung ke Samarinda, dengan keperluan menjenguk keluarga ,,selama perang dunia kedua belum pernah ketemu. Padahal tujuan utama sebenarnya adalah untuk melakukan Observasi perjuangan di Kalimantan Timur dan memberikan pendapat-pendapat yang perlukan untuk mengintervensikan perlawanan terhadap kekuasaaan NICA Belanda.

          Hal ini telah diketahui oleh Wahel Tantawy bahwa kesempatan ini dipergunakan oleh Abdoel Moetalib  untuk sambil menyelam minum air.

Kedatangan Abdoel Moetalib ke Samarinda dibayangi oleh alat NICA Belanda dan sesudah berada di Samarinda  oleh Kepolisian setempat di hubungi untuk dimintai keperluan seperlunya, Karena daerah Kalimantan Timur dalam keadaan kewaspadaaan menghadapi pengaruh perjuangan bangsa yang tengah bergolak di segenap pelosok tanah air dan setiap putera Indonesia yang datang dari Jawa selalu dicurigai, apalagi yang datang dari daerah Republik Indonesia dan diketahui sebagai orang republiken.


BANK SWASTA PERTAMA DI SAMARINDA

          Pada tanggal 16 Mei 1948 terjadilah rapat atau pertemuan Ekonomi rakyat bertempat di "Balai pertemoean Indonesia ", Makasserstraat di Samarinda. Hal yang terpenting dibicarakan didalam rapat tersebut adalah mendirikan sebuah Bank Nasional.

Pendirian Bank ini sudah di bahas secara tersendiri dengan Abdoel Moetalib ,  Karena dengan adanya Bank , Perjuangan dikalimantan Timur akan dapat berbuat banyak, karena Bank itu dapat dianggab sebagai tulang punggung untuk membantu perjuangan.

Abdoel Moetalib dirinya memang sebagai seorang Republiken yang memang mendapat tugas khusus pula dari para pimpinan Republik Indonesia untuk berusaha agar perekonomian ini setapak demi setapak dapat dikuasai oleh bangsa Indonesia sendiri, dan  dalam hal ini telah membuat rencana bersama Abdoel Soekoer dan Wahel Tantawy, di atur dari rencana perjuangan yang secara legal.
Oleh karena itulah tujuan panitia semula untuk mendirikan Percetakan tidak begitu prinsipil. tetapi yang ditempatkan dalam pembicaraan hangat adalah pendirian sebuah Bank Nasional tersebut.


PT. BANK  KALIMANTAN 
Kantor pusat di Kota Samarinda




       Pada akhirnya rapat membuat keputusan menyetujui pembentukan Comissariaat pendirian Bank tersebut untuk Kalimantan Timur dengan tersusun pemgurusnya sebagai berikut 

               Ketua    :  A.M  Talib
  Wakil ketua      :  R Soerarjo
            Penulis I  :  Abdoel Sjoekoer
           Penulis II  :  Wahel Tantawy
    Bendahara I    :  Haji  Ali Baderoen Arief
    Bendahara II   :  Darjad 
       Pembantu     :  Tengkoe Monte , Haji Arief Rahman ,Dasuki ,   R.P  Soeparto,  Oemar Dachlan,,, Aboel Karim gelar Mas Ngebe nata Djaja


Nama panitia ini   : " Panitia pendirian Bank "

Rapat panitia ini pada tanggal 26-27 Mei 1948 ditempat yang sama, Membentuk badan pekerja yang terdiri dari   :

         Ketua            :  Abdoel Moetalib

   Wakil ketua       :  R. Soerarjo

    Penulis I             :  Abdoel Sjoekoer

   Penulis II             :  Wahel Tantawy

    Bendahara          :  Haji Ali Baderoen Arief

    Anggota                : JADIMAN dan  RP .Soeparto

Rapat tanggal 22 Agustus 1948, Pengangkatan pengurus :

       Direktur                          :  A.M  Talib

  Wakil direktur                    :  Abdoel sjoekoer


  Para Komisaris                   :  Haji Ali Baderoen arief ,  R Soerarjo  ,    R.P  Soeparto
 Jadiman,   Ali Gani.

Abdoel Moetalib 
Presiden Direktur sejak 1950
                                                                                         
Abdoel Soekoer
Direktur sejak 1950
                                                                   

WAHEL  TANTAWY
Direktur sejak 1957


Gudang Bank Kalimantan
Jalan Panglima Batur 3
Samarinda
                 



          Rapat pada tanggal 28 Agustus 1948 menetapkan nama dari Bank Nasional yang akan dibentuk itu , yang diterima dengan dilakukan Voting dengan suara terbanyak .

Memutuskan nama " Indonesian Banking and Trading corporation".

Setelah nama ini dibawa ke Notaris KADIMAN di Jakarta, ternyata mengalami perubahan, karena nama tersebut sudah terdaftar oleh sebuah badan lain .
Kemudian Notaris KADIMAN menghadiahkan sebuah nama yang diangabnya dapat diterima oleh masyarakat di Kalimantan Timur, Yaitu " Kalimantan Banking and trading corporation ".
Dan nama ini dapat dipersingkat menjadi "KABATRACO" yang mengalami kepopulerannya bertahun-tahun dan akhirnya rakyat menyebutnya sebagai BANK  KALIMANTAN, untuk mempermudah menyebutnya.
Walaupun nama ini tidak di kemukakan ,Akan tetapi ia dengan sendirinya nama ini  populer di kalangan rakyat banyak umumnya di Kalimantan Timur dan dalam tugasnya selama lebih kurang 24 tahun, telah membuat reputasi dan meningkatkan derajat serta harkat dan kedudukan para pengusaha nasional pribumi.

           Dengan segala daya upaya diperjuangkan agar Bank ini dapat diakui oleh pemerintah Belanda dan agar dapat dimulai dibuka pada tahun 1948 itu juga, tetapi perjuangan tersebut kandas karena pihak NICA .

Belanda mengetahui tujuan Bank itu didirikan sebenarnya diarahkan menuju  rasa kebangsaan dan kemerdekaan.

           Pendirian Bank tersebut menjadi kenyataan setelah Belanda menyerahkan kekuasaannya pada republik Indonesia di tahun 1949, dan sebelumnya Abdoel Moetalib  telah terpilih pula menjadi Konsul DEWAN EKONOMI INDONESIA , sebagai dari hasil INTER INDONESIAN EKONOMIC CONFERENCE di Jokjakarta pada bulan november 1949.
      Badan ini bertugas membimbing Bangsa Indonesia , terutama pada pengusahanya untuk meningkatkan kemampuan dalam mengimbangi kekuatan Usaha-usaha Non Pribumi.

           Akhirnya pada tanggal 1 Mei 1950 berdirilah dengan resmi Bank tersebut atas pengakuan pemerintah Republik Indonesia, dengan mendapat sambutan dari masyarakat dan populer dengan sangat cepat.

Pada waktu daerah Kalimantan Timur terputus hubungan dengan pemerintah pusat ,disebabkan oleh peristiwa ALLEN POPE di tahun 1962.  BANK KALIMANTAN  P.T  memberikan jasa-jasa baiknya kepada pemerintah setempat Samarinda / Kalimantan timur ( Hubungan dengan kas negara diwaktu sebagai kepalanya adalah :  BATOEBARA )
          
 
 Gambar  Bank Kalimantan P.T  cabang di Balikpapan

Bank Kalimatan populer bukan saja di daerah kalimantan timur , tetapi juga sampai  keluar daerah , yaitu :

Kantor pusat              : Samarinda

 Cabang-cabang          : 
Kotamadya Samarinda
                                                                      Kotamadya Balikpapan
                                                                      Tarakan, Kab Bulungan
                                                                      Tandjung Redeb
Tanah Gerogot 
 Kota Baru Pulau Laut, Kalimantan Tenggara ( Kalsel) , Sampit.
          Perwakilan         :    Jakarta


Gambar  Bank Kalimantan P.T  cabang Kota baru


Bank Kalimantan
Cabang Tarakan
                                                     


                   Karena sesuatu keadaan yang negatif' sejak tahun 1963 kegiatan Bank ini mendapat halangan dan kesulitan, akhirnya kurang mendapatkan perhatian dari pihak-pihak yang berkompeten, terutama di bidang permodalan, Akhirnya Bank yang sangat berjasa dimasa perjuangan ini terpaksa harus mengabungkan diri ( Merger ) dengan sebuah Bank swasta didaerah ini yang kemudian keseluruhannya menjadi milik Bank Swasta tersebut.

 
   Piagam Penghargaan

 



                                                                     WASALAM


Di susun oleh :  Edy yan
Komunitas Jelajah-History Of Samarinda


Nara sumber : Muhamad Roem Tantawy

Manuskrip : Wahel Tantawy

Sejarah Perjuangan Brigade XVI Batalyon G-H dan ALRI DIVISI IV "C"  Kalimantan Timur

         

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RIWAYAT PEMBANGUNAN TAMAN MAKAM PAHLAWAN SAMARINDA

Sebagai Monumen untuk mengenang para jasa para pahlawan dari perjuangan Fisik melawan kekuasaan penjajah . Dengan di proklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno dan Muhammad Hatta 17 agustus 1945, maka sepatut dan sewajarnya rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke serentak berjuang dan bangkit mempertahankan kemerdekaan itu, baik perjuangan melalui  politik, diplomasi maupun dengan berjuang dengan fisik dengan kekuatan senjata. TMP Ratna kencana di antara Jln . Yakob atau di Jalan Kesatriaan (Sekarang jln Mutiara) Samarinda tahun 1967 Dok : Djunaid Sanusi Usaha mempertahankan kemerdekaan ini terjadi pula di daerah Kalimantan Timur , disamping melalui perjuangan politik dengan berdirinya Ikatan Nasional Indonesia (INI) ,FONI di Balikpapan yang pada akhirnya INI menjadi PNI di Samarinda ,di seluruh wilayah Kaltim tumbuh gerakan dibawah Tanah (Ondergrondse actie). Dengan adanya beberapa kali terjadi kontak senjata dengan para penjajah ,tidak sedikit kor

WAHEL TANTAWY

Tokoh Pejuang di Kalimantan Timur yang terlupakan Wahel Tantawy lahir di Banjarmasin pada tahun 1915 dari rahim ibunya yang bernama BINTANG  TALIYU dan Ayahnya Bernama  MAT  SALEH Pada tahun 1928 Wahel Tantawy masih bersekolah di Holland Inlandsche School  (H.I.S) Banjarmasin, dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa pada dirinya yang dikuatkan dengan Lahirnya  "SUMPAH PEMUDA" pada tahun 1928. Sebelum tugas misi Militer Rahasia di Kalimantan Timur yang dilaksanakan oleh Wahel tahun 1947,  Pada tahun 1929 ' di Saat masih belia, berusia belasan tahun ,di masa penjajahan Belanda  Wahel Tantawy  sudah pernah berada di Samarinda dibawa oleh keluarganya. Dimasa mudanya tahun 1929-1940 Wahel  Tantawy aktif diberbagai Organisasi gerakan kepemudaan di Samarinda Seperti  : 1. KEPANDOEAN BANGSA INDONESIA (K.B.I)  2. PEMOEDA PANVINDERS ORGANISATIE (P.P.O Samarinda ) 3. PERSATUAN PEMOEDA INDONESIA (PERPI)  dll. Tahun 1932 Atas petunjuk kawan yang bernama HORAS SIREGAR yang

Ulama Samarinda Tempo doeloe ( KH. USMAN IBRAHIM )

Ulama kelahiran Kandangan ( Kalimantan selatan ) pada 12 April 1918 ini, sempat 10 tahun lamanya bermukim di tanah suci Mekah untuk menimba ilmu agama. Pada usia 10 tahun  Saat belajar di Madrasah As Syafi’iyah Kandangan, beliau sudah memperlihatkan bakatnya dalam membaca Al Quran. Atas dasar bakat itulah maka orang tuanya mengirim Usman Ibrahim ke Mekah untuk mempelajari lebih dalam tentang ilmu Al quran. Dalam usia yang tergolong sangat muda, ulama yang akrab dipanggil tuan guru ini, sudah menguasai ilmu Tajwid Al Quran. Bahkan beliau disegani  para ulama karena ketika itu orang yang hapal bacaan Al Quran terbilang sangat langka. Almarhum merupakan salah seorang ulama yang hafal dan fasih membaca Al Quran di Samarinda setelah almarhum KH. Abdur Rasyid. Pada tahun 1942, bersama orang tuanya Hijrah ke Samarinda, Di Samarinda  beliau menikah dengan Siti Aisyah yang kemudian dikaruniai 3 orang putra dan 5 orang putri. Sambutan masyarakat dari berbagai kalangan pun tern