Ulama kelahiran Kandangan ( Kalimantan selatan ) pada 12 April 1918
ini, sempat 10 tahun lamanya bermukim di tanah suci Mekah untuk menimba
ilmu agama. Pada usia 10 tahun Saat belajar di Madrasah As Syafi’iyah
Kandangan, beliau sudah memperlihatkan bakatnya dalam membaca Al Quran.
Atas dasar bakat itulah maka orang tuanya mengirim Usman Ibrahim ke
Mekah untuk mempelajari lebih dalam tentang ilmu Al quran.
Dalam usia yang tergolong sangat muda, ulama yang akrab dipanggil tuan guru ini, sudah menguasai ilmu Tajwid Al Quran. Bahkan beliau disegani para ulama karena ketika itu orang yang hapal bacaan Al Quran terbilang sangat langka. Almarhum merupakan salah seorang ulama yang hafal dan fasih membaca Al Quran di Samarinda setelah almarhum KH. Abdur Rasyid.
Pada tahun 1942, bersama orang tuanya Hijrah ke Samarinda, Di Samarinda beliau menikah dengan Siti Aisyah yang kemudian dikaruniai 3 orang putra dan 5 orang putri. Sambutan masyarakat dari berbagai kalangan pun ternyata sangat positif sehingga kemudian karena kefasihannya membaca Al Quran, kemudian beliau diangkat menjadi pegawai di Kantor urusan Agama Samarinda, terutama untuk mengembangkan pengajian Al Quran. Tercatat cukup banyak murid beliau yang berhasil sebagai Qori dan Qoriah terbaik pada even Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).
Karir beliau menjadi sebagai Pegawai negeri sipil (PNS) , yang pernah menjadi kepala Kantor urusan Agama kecamatan Bontang, Berakhir pada tahun 1974 setelah pensiun dengan memangku jabatan Kepala bagian kepenghuluan Inspeksi Urusan Agama Kotamadya Samarinda.
Beliau tinggal menetap di Kampung Sungai pinang dalam (Jln Lambung Mangkurat) H. Usman mulai mencurahkan ilmu kepada masyarakat melalui kelompok pengajiam Al Quran di rumahnya.
Pengalaman lainnya adalah beliau pernah berangkat Haji ke Makah selama 7 kali, pernah menjadi Hakim pengadilan Agama Mahkamah Syariah di Kalimantan Timur, Asisten dosen pengantar ilmu Tafsir Fakultas Syariah UNNU. Guru dan sekaligus menjadi pimpinan pondok pesantren Ma’hadatut Ta’lim. dan juga menjadi Hakim pada pengadilan tinggi Agama Kalimantam Timur.
Dalam organisasi ke agamaan, beliau pernah menjabat sebagai Rais Syuryah NU Kotamadya Samarinda dan Rois Syuryah NU Kalimantan Timur dalam beberapa priode.KH.Usman Ibrahim adalah salah satu tokoh ulama yang sangat besar jasanya terhadap pengembangan Agama Islam dan pembinanan umat di Kota Samarinda. Beliau dikenal sebagai ulama yang hafal Al Quran yang sering ditunjuk sebagai Dewan Hakim pada berbagai kegiatan MTQ lokal maupun Nasional. Departemen Agama pusat, dalam hal imi panitia MTQ tingkat Nasional , juga beberapa kali memberikan kepercayaan kepada KH. Usman Ibrahim untuk menjadi Dewan Hakim, diantara lain menjadi ketika berlangsung MTQ nasional di Kota Makasar ( Sulawesi selatan ) dan MTQ di Mataram (NTB). Karena kepiawaiannya membaca Al Quran itulah beliau juga dipercaya menjadi Imam besar Mesjid Raya Samarinda.Dan terakhir beliau sempat mendirikan Yayasan Perguruan Islam Al Usmani di Samarinda , tapi sebelum terealisasi beliau sudah sakit dan kemudiN meninggal dunia pada 26 Zulkaidah 1408 H atau bertepatan Tanggal 11 juni 1988 M. beliau diMakamkan di Halaman Belakang rumahnya , yaitu di jalan Lambung Mangkurat Samarinda. Atas pengabdian dan jasa beliau pemerintah Setempat mengabadikan nama beliau sebagai nama jalan di Kota Samarinda.
WASALAM
Sumber : H.Saiful Aduar ( 30 Permata Samarinda dan Kutai Kertanegara )
History of Samarinda
J-Hos

Dalam usia yang tergolong sangat muda, ulama yang akrab dipanggil tuan guru ini, sudah menguasai ilmu Tajwid Al Quran. Bahkan beliau disegani para ulama karena ketika itu orang yang hapal bacaan Al Quran terbilang sangat langka. Almarhum merupakan salah seorang ulama yang hafal dan fasih membaca Al Quran di Samarinda setelah almarhum KH. Abdur Rasyid.
Pada tahun 1942, bersama orang tuanya Hijrah ke Samarinda, Di Samarinda beliau menikah dengan Siti Aisyah yang kemudian dikaruniai 3 orang putra dan 5 orang putri. Sambutan masyarakat dari berbagai kalangan pun ternyata sangat positif sehingga kemudian karena kefasihannya membaca Al Quran, kemudian beliau diangkat menjadi pegawai di Kantor urusan Agama Samarinda, terutama untuk mengembangkan pengajian Al Quran. Tercatat cukup banyak murid beliau yang berhasil sebagai Qori dan Qoriah terbaik pada even Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).
Karir beliau menjadi sebagai Pegawai negeri sipil (PNS) , yang pernah menjadi kepala Kantor urusan Agama kecamatan Bontang, Berakhir pada tahun 1974 setelah pensiun dengan memangku jabatan Kepala bagian kepenghuluan Inspeksi Urusan Agama Kotamadya Samarinda.
Beliau tinggal menetap di Kampung Sungai pinang dalam (Jln Lambung Mangkurat) H. Usman mulai mencurahkan ilmu kepada masyarakat melalui kelompok pengajiam Al Quran di rumahnya.
Pengalaman lainnya adalah beliau pernah berangkat Haji ke Makah selama 7 kali, pernah menjadi Hakim pengadilan Agama Mahkamah Syariah di Kalimantan Timur, Asisten dosen pengantar ilmu Tafsir Fakultas Syariah UNNU. Guru dan sekaligus menjadi pimpinan pondok pesantren Ma’hadatut Ta’lim. dan juga menjadi Hakim pada pengadilan tinggi Agama Kalimantam Timur.
Dalam organisasi ke agamaan, beliau pernah menjabat sebagai Rais Syuryah NU Kotamadya Samarinda dan Rois Syuryah NU Kalimantan Timur dalam beberapa priode.KH.Usman Ibrahim adalah salah satu tokoh ulama yang sangat besar jasanya terhadap pengembangan Agama Islam dan pembinanan umat di Kota Samarinda. Beliau dikenal sebagai ulama yang hafal Al Quran yang sering ditunjuk sebagai Dewan Hakim pada berbagai kegiatan MTQ lokal maupun Nasional. Departemen Agama pusat, dalam hal imi panitia MTQ tingkat Nasional , juga beberapa kali memberikan kepercayaan kepada KH. Usman Ibrahim untuk menjadi Dewan Hakim, diantara lain menjadi ketika berlangsung MTQ nasional di Kota Makasar ( Sulawesi selatan ) dan MTQ di Mataram (NTB). Karena kepiawaiannya membaca Al Quran itulah beliau juga dipercaya menjadi Imam besar Mesjid Raya Samarinda.Dan terakhir beliau sempat mendirikan Yayasan Perguruan Islam Al Usmani di Samarinda , tapi sebelum terealisasi beliau sudah sakit dan kemudiN meninggal dunia pada 26 Zulkaidah 1408 H atau bertepatan Tanggal 11 juni 1988 M. beliau diMakamkan di Halaman Belakang rumahnya , yaitu di jalan Lambung Mangkurat Samarinda. Atas pengabdian dan jasa beliau pemerintah Setempat mengabadikan nama beliau sebagai nama jalan di Kota Samarinda.
WASALAM
Sumber : H.Saiful Aduar ( 30 Permata Samarinda dan Kutai Kertanegara )
History of Samarinda
J-Hos
Semoga anak2kami sholeh n sholehah berkat dekat n se lingkungan oleh alm. KH. USMAN IBRAHIM... Amien...
BalasHapus